Bayangi Upaya Pemulihan Ekonomi, Inflasi Tahun Ini Bisa Tembus 6,27 Persen

- Selasa, 27 September 2022 | 18:54 WIB
Ilustrasi inflasi. Inflasi yang tinggi hingga perlambantan bisa berpotensi mengganggu upaya pemulihan ekonomi di Indonesia. (Pixabay/Timisu)
Ilustrasi inflasi. Inflasi yang tinggi hingga perlambantan bisa berpotensi mengganggu upaya pemulihan ekonomi di Indonesia. (Pixabay/Timisu)

BANTENRAYA.COM - Ekonom Bank Mandiri Faisal Rahman mengatakan, inflasi tahun ini bisa mencapai 6,27 persen.

Angka ini jauh dari proyeksi pemerintah yang menargetkan inflasi di bawah 5 persen. Selain itu diprediksikan Bank Indonesia akan terus menaikkan suku bunga acuan.

“(Selain inflasi) kami prediksikan suku bunga acuan bisa mencapai 5 persen pada akhir tahun,“ sebut Faisal saat berbincang hari ini, Selasa 27 September 2022.

Baca Juga: Soroti Politisasi SARA, Bawaslu dan Ormas Islam di Banten Gaungkan 6 Poin Penting Sambut Pemilu 2024

Penyebabnya adalah tekanan eksternal berlanjut dari lebih agresifnya banyak bank sentral di negara-negara besar dalam menaikan suku bunganya.

Hal itu berujung pada risk off sentiment pada negara sedang berkembang termasuk Indonesia (capital outflow).

“Selain itu, fear of global recession juga menaikan risiko turunnya surplus neraca dagang akibat turunnya permintaan dan turunnya harga komoditas," katanya.

Baca Juga: Link Nonton Film G30S PKI, Tayang Malam Ini di ANTV, Full HD dan Resmi: Kudeta dan Pembantaian 6 Jenderal

"Kedua hal tersebut memberikan tekanan pada nilai tukar rupiah,“ jelas Faisal.

Kemudian dia menambahkan, dari sisi domestik, inflasi masih diperkirakan akan terus berlanjut tinggi sehingga inflasi dapat mencapai 6,27 persen pada akhir tahun.

Sementara itu, musim dingin di belahan dunia barat diprediksi akan membuat inflasi di negara barat naik.

Baca Juga: Link Nonton Preman Pensiun 6 Episode 28 Malam Ini Resmi Full HD Gratis: Perang Dimulaiii....!!!!

Di Indonesia sendiri, musim hujan dan libur natal dan liburan tahun baru diperkirakan akan mendorong inflasi.

“Musim hujan atau basah seperti sekarang ini dapat memberikan tekanan bagi produksi pangan. Jadi tekanan inflasi dari pangan masih akan berisiko menaikkan inflasi," ungkapnya.

"Selain itu ada pula libur nataru juga memberikan dampak seasonal atau musiman dimana permintaan biasanya naik sehingga meningkatkan demand pull inflation,” terang Faisal.

Halaman:

Editor: Jermainne Tirta Dewa

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X