Fakta Menarik Tentang Flim G30S/PKI yang Menuai Kontroversial Pro dan Kontra

- Kamis, 22 September 2022 | 15:34 WIB
Film peristiwa pemberontakan G30S PKI menuai pro kontra  (Tangkapan layar YouTube tvMu Channel)
Film peristiwa pemberontakan G30S PKI menuai pro kontra (Tangkapan layar YouTube tvMu Channel)

BANTERAYA.COM – Insiden Gerakan 30 September atau G30S menjadi momen sejarah yang diperingati setiap akhir bulan September.

Peristiwa ini diperingati untuk mengenang peristiwa berdarah para Perwira Tinggi yang penting bagi bangsa dan pembunuhan sejumlah Jenderal yang kemudian dikubur dalam sumur sempit, yang dikenal sebagai Lubang Buaya.

Peristiwa beradarh itu akhirnya dikisahkan dan diabadikan dalam sebuah Flim karya Arifin C Noer berjudul "Pengkhianatan G30S/PKI".

Baca Juga: Profil dan Peran Cecep dalam Preman Pensiun, Ternyata Pernah Menjadi Manajer

Film ini sempat menjadi tontonan wajib pada zaman Orde Baru. Hingga saat ini pun beberapa stasiun televisi dan Bioskop masih ada yang menayangkan film tersebut.

Namun, beberapa waktu belakangan pemutaran film G30S/PKI kembali menuai perdebatan, salah satunya karena film tersebut dianggap tidak sesuai dengan fakta sebenarnya.

Kendati bermuatan sejarah, tapi banyak yang meragukan fakta-fakta dalam film yang diproduksi oleh Perum Produksi Film Negara pada 1984 ini.

Baca Juga: Mengingat Sejarah Singkat Peristiwa G30S PKI yang Bikin Haru

Setelah sempat dihentikan penayangannya, dua stasiun televisi swasta yakni TvOne dan MNC TV kembali menyiarkan film gerakan 30 September (G30S). Jadwal promosi film tersebut sudah ditayang di media sosial masing-masing.

Berikut rangkuman fakta menarik flim G30S/PKI Yang Menuai Kontroversial Pro dan Kontrak, dikutip Bantenraya.com dari berbagai sumber Kamis 22 September 2022.

1. Film Pengkhianatan G30S/PKI banyak menampilkan adegan kekerasan

Baca Juga: Mahfud MD Tuding Bjorka Bukan Sebar Data Pemerintah, Tapi Sebar Data Palsu

Film Gerakan 30 September tersebut cukup sadis jika kita tonton dan memuat berbagai adegan kekerasan yang tidak layak untuk ditampilkan.

Adegan tersebut di antaranya adalah ketika pasukan Tjakrabirawa menembak Jendral Ahmad Yani, wajah dari korban yang disilet oleh Gerwani, dan proses penyiksaan empat pahlawan yang ditangkap hidup-hidup.

Halaman:

Editor: Rahmat Kurniawan

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Mudik Bareng Honda, Dapat Motor Gratis

Kamis, 23 Maret 2023 | 14:49 WIB
X