Ketahanan Pangan Nasional Jalan, Kesejahteraan Petani Juga Harus Ikut Jalan

- Rabu, 14 September 2022 | 18:56 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menekankan keseriusan pemerintah untuk memastikan ketahanan pangan nasional. (Ekon.go.id)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menekankan keseriusan pemerintah untuk memastikan ketahanan pangan nasional. (Ekon.go.id)

BANTENRAYA.COM - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menekankan keseriusan pemerintah untuk memastikan ketahanan pangan nasional.

Sejumlah kebijakan telah dikeluarkan untuk memastikan ketahanan pangan hingga pemerintah membentuk Badan Pangan Nasional.

Ketahanan pangan bukan hanya menjadi prioritas tapi juga menjadi target kesejahteraan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.

Baca Juga: Pengakuan Eko Kuntadhi terkait hinaan kepada Ning Imaz: saya sadar ada yang...

"Pemerintah telah merumuskan dan mengimplementasikan kebijakan penguatan ketahanan pangan nasional,” ungkapnya.

Beberapa waktu lalu Indonesia menerima penghargaan dari International Rice Research Institute (IRRI) karena sudah swasembada beras. Namun swasembada beras ‘ongkosnya’ mahal, yaitu nasib petani itu sendiri.

Jika panen, harga jatuh, namun pemerintah telah melakukan sejumlah upaya untuk membantu petani.

Baca Juga: UPDATE Kode Redeem FF Free Fire 15 September 2022, Diamond, Skin dan Senjata Gratis Siap Diambil

Salah satunya yaitu memberikan pupuk bersubsidi dan menugaskan Bulog untuk membeli gabah atau beras petani hingga stok CBP mencapai 1,2 juta ton setara beras.

“Indonesia punya pupuk surplus, terkait dengan beberapa daerah yang meminta untuk ketersediaan pupuk, kemarin dengan Menteri Pertanian kita sudah bahas," katanya

"Tentu dibatasi jadi pupuk dibatasi urea dan npk yang disubsidi, dan komoditasnya ada sembilan,” kata Menko Airlangga, Rabu 14 September 2022.

Baca Juga: Profil Eko Kuntadhi, Pegiat Media Sosial Diduga Menghina Ustadzah Ning Imaz Lirboyo

Bicara tentang kesejahteraan petani, Peneliti Pusat Pangan, Energi, dan Pembangunan Berkelanjutan INDEF Rusli Abdullah, mengungkapkan masalah dalam dunia pertanian di Indonesia.

“Ada masalah struktural di pertanian kita, misalnya masalah kepemilikan lahan yang kecil yang tidak memenuhi skala ekonomi," ungkapnua.

"Petani menua, labor naik, orang muda tidak mau bertani, biaya tenaga kerja jadi mahal,“ sebut Rusli.

Halaman:

Editor: Jermainne Tirta Dewa

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Demo Tolak UU Cipta Kerja Warnai Aksi Bakar Ban

Jumat, 31 Maret 2023 | 19:13 WIB

Terpopuler

X