Pengamat Ekonomi Kritisi Isu Kenaikan Harga BBM Pertalite: Miliki Dampak yang Signifikan

- Senin, 22 Agustus 2022 | 21:14 WIB
Pengamat Ekonomi kritisi isu kenaikan harga BBM Pertalite (Pikiran-rakyat.com)
Pengamat Ekonomi kritisi isu kenaikan harga BBM Pertalite (Pikiran-rakyat.com)

 

BANTENRAYA.COM - Isu kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertalite mulai banyak diperbincangkan dan dipertanyakan.

Tidak sedikit masyarakat Indonesia yang memprotes kenaikan harga BBM Pertalite yang dikabarkan akan naik menjadi Rp10.000.

Hal ini tentu akan mendapat kritikan dan protes tajam dari masyarakat, termasuk dari para pengamat ekonomi yang menganggap kebijakan kenaikan harga BBM Pertalite tersebut akan sangat menyusahkan rakyat.

Baca Juga: Usai Otopsi Kini Kondisi Jenazah Brigadir J Sesuai dengan Posisinya

Salah satu pengamat ekonomi yang mengkritisi kebijakan kenaikan harga BBM yakni Wakil Rektor Universitas Paramadina, Handi Risza, pada Senin 22 Agustus 2022, di Jakarta.

Dikutip Bantenraya.com dari berita Pikiran-rakyat.com dengan judul Kurang Tepat, Naikkan BBM saat Pemulihan Pasca Covid-19 , Handi Risza mengatakan perlu mengkritisi kebijakan kenaikan harga BBM subsidi Pertalite.

“Kebijakan ini tentu tidak bisa dilepaskan dari beban subsidi yang ditanggung pemerintah, yang mencapai Rp578,1 triliun, akibat kenaikan harga minyak dipasar Internasional dan biaya kompensasi yang harus ditanggung pemerintah. Tetapi, kebijakan ini tentunya akan memiliki dampak yang signifikan bagi kehidupan masyarakat banyak,” kata Handi Risza.

Baca Juga: Mahasiswa KKM 21 Uniba Gelar Santunan Yatim Piatu dan Pengadaan Alat Ibadah

Handi juga menyebut, kenaikan harga BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar tersebut akan berimbas kepada kenaikan harga-harga barang, baik yang berdampak langsung maupun tidak langsung.

Tingginya harga komoditas di pasar internasional telah menyebabkan inflasi secara global di banyak negara.

“Inflasi tahunan sudah hampir menembus 5 persen year on year (yoy), atau berada pada level 4,94 persen yoy. Bahkan inflasi makanan telah mencapai angka 10,32 persen (yoy). Jika terjadi kenaikan harga BBM bersubsidi dalam pekan depan, maka bisa dipastikan angka inflasi akan bergerak naik. Dampaknya tentu akan sangat memberatkan bagi kehidupan masyarakat kebanyakan,” lanjutnya.

Baca Juga: Maju di Pilpres 2024, Airlangga Disarankan Lebih Intens Komunikasi dengan Rakyat

 Handi menyoroti perihal mulai pulihnya kehidupan masyarakat pasca melandainya Covid-19, yang membuat aktivitas ekonomi kembali pulih. Walaupun pertumbuhan ekonomi Triwulan I dan II  sebesar 5,01 persen dan 5,44 persen, masih ditopang oleh tingginya ekspor komoditas, tetapi konsumsi masyarakat juga menunjukkan pergerakan yang signifikan.

Halaman:

Editor: Rahmat Kurniawan

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X