• Kamis, 21 September 2023

Hidupkan Hati di Bulan Muharram, Buya Yahya Jelaskan Makna Santunan Anak Yatim dan Fakir Miskin

- Minggu, 31 Juli 2022 | 15:33 WIB
Buya Yahya menjelaskan kebiasaan menyantuni anak yatim dan fakir miskin pada bulan Muharram (Instagram/@buyayahya_albahjah)
Buya Yahya menjelaskan kebiasaan menyantuni anak yatim dan fakir miskin pada bulan Muharram (Instagram/@buyayahya_albahjah)

BANTENRAYA.COM - Ulama sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Al Bahjah Cirebon, Buya Yahya menjelaskan terkait fenomena atau kebiasaan menyantuni anak yatim dan fakir miskin pada bulan Muharram.

Adapun kebiasaan menyantuni anak yatim dan fakir miskin pada bulan Muharram, menurut Buya Yahya mempunyai makna bulan hijrah.

Buya Yahya menerangkan bahwa kebiasaan menyantuni anak yatim dan fakir miskin di bulan Muharram merupak bulan hijrah untuk menghidupkan hati kita agar peduli terhadap sesama.

Baca Juga: Yuk Icip Produk UMKM Umie Fathi, Cita Rasa Keripik Singkong yang Gurih dan Kelezatan Telur Asin

"Peduli kepada sesama itu adalah peduli yang sesungguhnya," ujar Buya Yahya dikutip bantenraya.com dari akun Twitter Buya Yahya Official @Buya_Albahjah.

Tetapi menurut Buya Yahya menyantuni anak yatim dan orang fakir pada bulan Muharram adalah baik, tetapi kurang sempurna.

"Masa anak yatim, anak fakir hanya disantuni di bulan Muharram, setelah Muharram disuruh puasa," ucap Buya Yahya.

Baca Juga: 4 Fakta Penetapan Tahun Hijriah, Salah Satunya Sempat Terjadi Perbedaan Pendapat

Sehingga, Buya Yahya menyampaikan kepada para jamaah nya untuk melanjutkan santunan anak yatim dan orang fakir setelah bulan Muharram, agar sempurnah amalan tersebut.

Sebagaimana baginda Nabi Muhammad pernah bersabda bahwasanya aku bersama orang yang menyantuni anak yatim di surga nanti seperti jari telunjuk dan jari tengah.

Buya Yahya mengatakan bahwa arti seperti jari telunjuk dan jari tengah, maknanya dekat sekali saat di surga kelak.

Baca Juga: Cek Lagi, Deretan Platform yang Diblokir Kominfo Gara-gara Tak Daftar PSE

Selanjutnya Buya Yahya mengutarakan bahwa Nabi Muhammad tidak hanya nenyantuin anak yatim dan orang fakir, melainkan menanggung kehidupan mereka.

"Sementara Nabi mengatakan aku yang menangunggu hidupnya anak yatim, bukan menyantuin saja," jelas Buya Yahya.

Halaman:

Editor: Rahmat Kurniawan

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X