Wamenag Minta Mahasantri UIN SMH Banten Ajarkan Islam Moderat

- Selasa, 26 Juli 2022 | 18:07 WIB
Rektor UIN SMH Banten Wawan Wahyuddin mendampingi Wakil Menteri Agama (Wamenag) RI Zainut Tauhid Sa'adi saat Wisuda Mahasantri Ma'had Al Jami'ah UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten angkatan 4 tahun akademik 2021/ 2022 di aula rektorat UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Selasa 26 Juli 2022. (Muhamad Tohir/Bantenraya.com)
Rektor UIN SMH Banten Wawan Wahyuddin mendampingi Wakil Menteri Agama (Wamenag) RI Zainut Tauhid Sa'adi saat Wisuda Mahasantri Ma'had Al Jami'ah UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten angkatan 4 tahun akademik 2021/ 2022 di aula rektorat UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Selasa 26 Juli 2022. (Muhamad Tohir/Bantenraya.com)

BANTENRAYA.COM - Wakil Menteri Agama (Wamenag) RI Zainut Tauhid Sa'adi mengunjungi UIN Sultan Maulana Hasanuddin atau UIN SMH Banten.

Dalam kesempatan itu Zainut meminta meminta Mahasantri Ma'had Al Jami'ah UIN SMH Banten mengajarkan Islam moderat di tengah banyak perbedaan di masyarakat Indonesia.

Islam moderat yang diminta di ajarkan di UIn SMH Banten adalah Islam yang berada di tengah, tidak ekstrem kanan maupun ekstrem kiri.

Baca Juga: LANGSUNG AMBIL! Kode Penukaran Higgs Domino Island 27 Juli 2022, Dapatkan Chip Gratis hingga 150B

Hal itu disampaikan Wamenag Zainut Tauhid saat Wisuda Mahasantri Ma'had Al Jami'ah UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten angkatan 4 tahun akademik 2021/ 2022.

Kegiatan di gelar di Aula Rektorat UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Selasa, 26 Juli 2022.

"Masyarakat akademis harus bisa memberikan pemahaman yang lebih lurus, ajaran Islam yang moderat terhadap pemahaman yang berbeda," ujar Wamenag Zainut Tauhid.

Baca Juga: LOWONGAN KERJA Content Creator di Bantenraya.com, Bisa Kerja dari Rumah

Wamenag Zainut Tauhid mengatakan, Ma'had Al Jami'ah adalah tempat di mana mahasiswa mempelajari ilmu agama Islam dengan dua tradisi keilmuan sekaligus, yaitu tradisi keilmuan modern (universitas) dan tradisi keilmuan tradisional (pesantren).

Sehingga diharapkan para mahasantri memiliki keilmuan agama yang mendalam dan khusus.

"Tafakuh fi din," katanya.

Baca Juga: Identitas 9 Korban Tewas Kecelakaan Maut Odong-odong Tertabrak Kereta Api di Kabupaten Serang

Tidak hanya itu, Zainut Tauhid juga diminta mengajarkan Islam yang moderat, yang mentoleransi perbedaan, karena kita hidup di Indonesia yang merupakan negara yang plural.

Indonesia tidak hanya memiliki perbedaan suku dan bahasa, melainkan juga agama.

"Yang Islam saja berbeda madzhabnya, berbeda organisasi," katanya.

Halaman:

Editor: Jermainne Tirta Dewa

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X