Ketika Demokrat berkuasa dan SBY sebagai presiden, PDIP memilih sebagai partai oposisi.
Ketika PDIP berkuasa, sebagai partai terbesar pendukung pemerintah, Demokrat sebenarnya ingin bergabung sebagai partai pendukung pemerintah, tapi PDIP nampaknya tidak menerima.
Baca Juga: ANTI RIBET! Cara Cek Penerima BSU 2022 untuk 8,8 juta Pekerja yang Cair Sebelum Lebaran
Berdasarkan pengalaman sebelumnya, lanjut Saiful, Nasdem dan Gerindra juga tidak mudah untuk bertemu. Mereka punya pengalaman tersendiri tentang itu.
Belakangan, Nasdem dan PDIP juga tidak mudah berkomunikasi.
“Oleh karena itu, faktor kemudahan komunikasi dan suasana kebatinan di antara elit partai akan mempengaruhi formasi koalisi,” simpulnya.
Baca Juga: 7 Tips Jadi Kartini Baru Ala Susi Pudjiastuti, Nomor 6 Paling Penting
Faktor ketiga, adanya tiga partai besar yang sangat berpengaruh untuk menjadi atau menarik poros koalisi, yaitu PDIP, yang tanpa koalisi pun sudah cukup untuk mencalonkan presiden.
Kemudian Gerindra dan Golkar yang masih membutuhkan tambahan sedikit tambahan suara.
Faktor keempat, intensitas harus menjadi calon presiden. Ada partai yang pimpinannya harus jadi calon presiden, yaitu Gerindra.
Artikel Terkait
Hasil Survei Indikator Politik Indonesia Jelang Pilpres 2024, Siapa Paling Layak Jadi Presiden?
Relawan Ganjar Pranowo se Banten Bertemu di Lebak dan Bahas Deklarasi Serta Pemenangan di Pilpres
Kader Pratama Gerindra Lebak Siap Mengusung Prabowo di Pilpres 2024 dan Desmon di Pilgub Banten
Jelang Pilpres 2024, AHY Sebut Presidential Threshold Tidak Mudah Bagi Demokrat
Hasil Survei SMRC Sebut Ada 72 Persen Pemilih Kritis di Pilpres 2024
Pelaku UMKM dan Emak-emak di Banten Dukung Sandiaga Uno Maju di Pilpres 2024
3 Poros Pilpres 2024 dengan Ganjar-Airlangga, Anies-AHY dan Prabowo-Puan, Siapa yang Menang?
Airlangga Meminta Seluruh Kader Optimistis Menatap Kemenangan pileg dan Pilpres 2024