10 Hal Berpotensi Picu Angka Inflasi Tinggi di Cilegon, Kenaikan Harga Rokok Berpengaruh Besar

- Senin, 28 Maret 2022 | 19:12 WIB
 Suansa High Level Meeting pengendalian inflasi, Senin 28 Maret 2022 (Uri Mashuri/Bantenraya)
Suansa High Level Meeting pengendalian inflasi, Senin 28 Maret 2022 (Uri Mashuri/Bantenraya)

BANTENRAYA.COM - Kenaikan sejumlah komoditas dan tarif biaya berpotensi picu tingginya inflasi di Kota Cilegon.

Dari beberapa komoditas yang akan berpengaruh terhadap tingginya inflasi yakni kenaikan harga rokok yang bekelanjutan.

Rokok sendiri menjadi barang yang diprediksi akan berpengaruh besar terhadap inflasi.

Kordinator Fungsi Statistik Distribusi BPS Kota Cilegon Adji Subekti menjelaskan, ada 4 hal yang akan berpengaruh besar menyumbang angka inflasi tinggi yakni penyesuaian harga rokok yang bekelanjutan, penyesuaian harga LPG, tekanan harga minyak dunia yang mengakibatkan penyesuaian BBM bersubsidi, serta penyesuaian tarif dasar listrik pada pertengahan 2022 nanti.

Baca Juga: Tiket Konser Justin Bieber dibuka 29 Maret 2022 Besok, Dibawah ini cara pembeliannya

"Ini potensi dampak dari harga berdasarkan aturan pemerintah, katanya saat hadir dalam acara High Level Meeting Tim Pengendalian Infalasi Daerah (TPID) Kota Cilegon, Senin 28 Maret 2022.

Adji menjelaskan, ada juga kokoditas berpengaruh rendah terhadap potensi tingginya inflasi di Kota Cilegon pada 2022.

Pertama yakni, defisit produksi volate foof atau bahan makanan mempengaruhi inflasi, serta kenaikan permintaan bahan pangan pada Ramadhan dan Idul Fitri.

"Salah satu berpengaruh besar juga saat Ramadhan dan Idul Fitri," ujarnya.

Sementara komoditas yang berpengaruh sedang terhadap potensi kenaikan inflasi pada 2022, ujar Adji yakni dampak berkelanjutan terhadap kebijakan penyesuaian tarif aturan pemerintah.

Baca Juga: Walikota Cilegon Sampaikan LKPj 2021, Realisasi Pendapatan Daerah Minus Rp80 Miliar

Selanjutnya, depreasiasi atau penyusutan nilai tukar rupiah, pemulihan ekonomi global yang berpengaruh terhadap kenaikan komoditas global dan terakhir permintaan masyarakat musiman seperti Idul Fitri dan juga hari besar lainnya.

"Ini juga cukup berpengaruh sedang saat hari besar Ramadhan dan Idul Fitri, dimana nilai inflasnya cukup mempengaruhi," ujarnya.

Terlebih, ujar Adji, jika kenaikan BBM, listrik dan LPG naik saat ramadhan, angka tersebut bisa memicu angka inflasi lebih tinggi yakni 4 persen. Dimana nilai ideal berdasarkan Bank Indonesia itu 3 persen plus minus 1.

"Kami harap ini tidak terjadi saat periode Ramadhan dan Idul Fitri. Sebab, efeknya berantai," pungkasnya. *

Halaman:

Editor: Muhaemin

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X