“Pemerintah juga terus menggenjot industri berbasis ekspor sehingga kita bisa memperoleh devisa,” ungkap Menko Airlangga.
Pengendalian kasus Covid-19 yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi membuat Pemerintah tetap waspada dan bersiap, apalagi dalam jangka pendek akan ada libur Natal dan Tahun Baru. Pada bulan Februari dan Maret tahun 2021 tahun lalu, libur Natal dan Tahun Baru berdampak pada kenaikan Covid-19.
Baca Juga: Airlangga Hartarto : Visi dan Langkah Bersama Kunci Utama Kebangkitan Sektor industri
Meski kondisi tahun ini berbeda karena masyarakat telah menerima vaksinasi yaitu 64% dosis ke-1 dan di 42% dosis ke-2, Menko Airlangga menegaskan bahwa masyarakat harus tetap waspada hingga Covid-19 dinyatakan berakhir oleh WHO, karena masih terjadi gelombang ke-3 dan ke-4 di negara-negara lain yang sudah mendapatkan vaksin dua kali.
“Pemerintah berharap, ke depan, tidak hanya masyarakat yang sehat, tetapi juga ekonominya sehat,” kata Menko Airlangga.
Selanjutnya, terkait tantangan ekonomi ke depan, masih terdapat isu tapering off The Fed, ketidakpastian geopolitik, krisis energi, harga komoditas dan supply chain disruption. Selain itu, isu perubahan iklim juga berpengaruh terhadap perekonomian global maupun nasional.
“Targetnya pada tahun 2030 bisa terjadi penurunan emisi di Indonesia sebesar 29%. Mudahan-mudahan ini bisa kita capai dengan kebijakan-kebijakan ke arah renewable energy, termasuk pengembangan solar energy, solar proof, terutama pada basis produksi di Pulau Jawa,” ujar Menko Airlangga.
Baca Juga: Pemerintah Melanjutkan Kebijakan Relaksasi PPnBM untuk Bangkitkan Industri Otomotif
Pada kesempatan tersebut, Menko Airlangga juga menyampaikan terkait peran Indonesia dalam Presidensi G20 tahun 2022 yang dapat menjadi momentum untuk menunjukkan menunjukkan kepemimpinan Indonesia di mata global. Peran ini diharapkan juga dapat menurunkan tensi politik di Indo-Pasific karena Indonesia mampu memimpin ASEAN dalam beberapa dekade terakhir dengan menggunakan prinsip “Konsultasi dan Konsensus” atau “Musyawarah untuk Mufakat”.
“Jika prinsip-prinsip tersebut bisa juga dibawa ke G20, tentu Indonesia yang juga dikenal mempunyai kedekatan yang sama dengan berbagai negara besar termasuk China dan Amerika Serikat, sangat diharapkan bisa menjembatani berbagai isu-isu yang berkembang,” tutur Menko Airlangga.
Artikel Terkait
Lantik MKGR Banten, Airlangga Hartarto Serahkan Bantuan Modal UMKM dan Tenaga Nakes
Menko Airlangga Ajak Investor untuk Berinvestasi di Kawasan Ekonomi Khusus
Menko Airlangga : Indonesia mampu menjadi negara produsen kelapa sawit terbesar
Menko Airlangga : Grab Terus Dukung Pengembangan Ekonomi Digital Khususnya di wilayah timur
Menko Airlangga : Ada Tiga Manfaat Besar bagi Indonesia Menjadi Presidensi G20