BANTENRAYA.COM – Madrasah Ibtidaiyah Negeri atau MIN 1 Cilegon dan SD Mardi Yuana Cilegon kompak bersama melakukan uji coba berbagai cabang olahraga dan pentas seni, Selasa 1 November 2022.
Hal itu dalam upaya mempererat persaudaraan di tengah perbedaan keyakinan dan agama yang dimiliki siswa dan para guru di MIN 1 Cilegon dan SD Mardi Yuana Cilegon.
Bahkan, kegiatan MIN 1 Cilegon dan SD Mardi Yuana dilakukan dalam upaya praktik soal toleransi beragama siswa dan moderasi beragama untuk para guru yang selama ini hanya menjadi teori di bangku sekolah.
Baca Juga: Profil Derby, Pemeran Adelia Copet Cantik di Preman Pensiun 7, Bidadari Baru Bareng Regina dan Irin
Dalam kegiatan itu terlihat canda tawa dan keakraban rasa perbedaan agama yang selama kerap menjadi isu sensitif yang muncul diantara kedua siswa.
Tidak jarang terlihat keduanya menikmati musik dan bergoyang saat para penari menampilkan pertunjukan seni dari perwakilan kedua sekolah.
Kepala MIN 1 Cilegon Ali Mahmud menyatakan, kehadiran untuk melakukan uji coba dan pertunjukan seni tersebut bukan hanya bertujuan dalam silaturahmi saja.
Baca Juga: Elektabilitas Golkar Turun, Sikap di KIB hingga Omnibus Law Ditenggarai Jadi Biang Kerok
Namun, lebih dari itu dalam rangka mengimplementasikan praktik tentang toleransi dan moderasi beragama baik bagi siswa maupun tenaga pengajar.
Dengan demikian siswa dan guru kedua institusi mampu merajut kebersamaan dalam perbedaan secara keyakinan dan agama.
“Selama ini hanya teori toleransi dan moderasi beragama), dan hari ini kami ingin praktik dengan mendatangi SD Mardi Yuana. Dimana SD Mardi Yuana adalah sekolah non muslim.
Baca Juga: TERBARU! Kode Redeem FF Free Fire 2 November 2022, Ada Diamond hingga Skin Epic untuk Diklaim
Ini untuk mengenalkan kepada anak kami bahwa kita hidup di Negara Indonesia dimana ada 5 agama dan semuanya bersaudara,” katanya kepada Bantenraya.com.
Dengan kunjungan yang sudah dilakukan tersebut, pihak MIN 1 Cilegon berharap hal yang sama.
Dimana para siswa dan guru dari SD Mardi Yuana bisa datang berkunjung di MIN 1 CIlegon di Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Pulomerak.
Baca Juga: Viral Jasa Sewa Pacar di Lampung Mulai dari Rp35.000, Siap Temani Kondangan hingga Video Call
“Semoga ini juga ada kunjungan balasan dari SD Mardi Yuana kepada kami, sehingga rasa persaudaraan itu akan tumbuh kembang di antara anak didik kami. Kenapa karena merekalah yang akan menjadi pemimpin dimasa yang akan datang,” jelasnya.
Hal senada disampaikan, Kepala SD Mardi Yuana Cilegon Damianus Sukartono menyatakan, apa yang dilakukan sangat luar biasa.
Ia sangat kagum bagaimana anak bisa saling memahami dan menghargai diantara perbedaan.
Baca Juga: Tokoh Papua Merdeka Filep Karma Ditemukan Meninggal, Jasadnya Membengkak di Pinggir Pantai
Sebab, berbeda secara agama dan keyakinan bukan berarti harus dijauhi. Tapi seharusnya bisa mempererat persahabatan dan lebih lagi persaudaraan.
“Jadi kalau anak tidak mengenal dan memahami perbedaan seperti ada perasaan yang asing, jadi dengan berkunjung kesini anak-anak kami juga mengenal jika diluar sana ada teman-teman kita yang berbeda,” tuturnya.
“Tapi bukan berarti untuk dijauhi. Justru sebaliknya mencoba mempererat tali persahabatan dan lebih lagi tali persaudaraan,” ucapnya.
Baca Juga: Viral Jasa Sewa Pacar di Lampung Mulai dari Rp35.000, Siap Temani Kondangan hingga Video Call
“Harapan kami ini berkesinambungan, bukan hari ini saja dan momen ini saja, tapi banyak kegiatan yang bisa ditanamkan melalui toleransi beragama ini,” ujarnya.
Dalam waktu dekat, ujar Damianus, pihaknya juga akan merencanakan kunjungan balasan ke MIN 1 Cilegon, sehingga bisa mempererat silaturahmi.
“Rencana kami seperti yang diminta Kemenag (Kementerian Agama) tadi, kami akan berkunjung kesana, waktunya akan dikoordinasikan dengan teman-teman kami kapan, Insya allah akan kesana,” ujarnya.
Kegiatan yang mempertemukan siswa dan guru dengan latar belakang perbedaan agama tersebut diapresiasi Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Cilegon, pihaknya malah akan mendukung dan memperluas kembali acara yang sama.
Bahkan, bukan hanya tingkat SD dan MI saja. Namun juga tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs).
“Semoga ini bisa ditindaklanjuti di tingkat SMP dan lebih luas lagi, atau melaksanakan kemah alam bersama,” ucapnya.
“Kalau anak-anak diajarkan toleransi dan guru diajarkan moderasi sehingga seimbang, sehingga berbeda agama tetap saudara, kita orang Cilegon orang Indonesia,” ujarnya.
“Jadi mendidik anak biar berbeda agama, suku, adat istiadat kita menanamkan rasa cinta terhadap negaranya,” pungkas Kepala Kemenag Kota Cilegon Lukman Hakim. ***



















