BANTENRAYA.COM – Pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Kota Serang kesulitan modal untuk mengembangkan usahanya.
Alhasil, mereka tidak dapat memenuhi jumlah pesanan atau permintaan konsumen karena kekurangan biaya untuk produksi.
Salah seorang pelaku usaha kerupuk baso ikan Refisa di Kota Serang, Ali Suryaman, mengatakan, Pandemi Covid-19 yang menghantam perekonomian mengakibatkan para pelaku terdampak untuk mengembangkan usahanya.
Baca Juga: Capai Derajat Takwa dengan Puasa Ramadhan, Simak Penjelasan Berikut
Selain harus pemberhentian karyawan, pelaku UMKM pun terpaksa harus memberhentikan karyawannya.
“Kesulitannya di modal. Pandemi Covid-19 dua tahun ini membuat pasaran menurun drastis. Alhamdulillah saya masih bertahan dalam kondisi sekarang.
Ali Suryaman mengatakan, suntikan modal sangat diperlukan untuk meningkatkan produksi, sebab produk Refisa Kerupuk bermacam-macam.
“Modal untuk memperbanyak produksi. Karena selain kerupuk baso, ada kerupuk lele, jantung pisang, kerupuk Tutut, kerupuk kerang, kerupuk wortel,” katanya.
“Saya masih bertahan aja sudah alhamdulillah gak sampe gulung tikar,” katanya.
Ali Suryaman menjelaskan, biaya produksi yang dikeluarkan dalam sehari Rp 150 ribu. Modal sebesar itu hanya mendapatkan bahan baku produksi tiga kilogram. Dari tiga kilogram bahan itu, menghasilkan empat kilogram kerupuk baso ikan.
Baca Juga: Pengurus JSIT Indonesia Wilayah Banten Dilantik, Siap Majukan Pendidikan Banten
“Kalau ada modalnya saya pengen bikin kerupuk ikan lele, kerupuk jantung pisang, kerupuk Tutut, kerupuk kerang, kerupuk wortel,” jelasnya.
Ali Suryaman pun mengaku pernah mencoba meminjam uang ke bank untuk modal usahanya. Lantaran gelombang Pandemi Covid-19 yang belum berakhir, modal pun tandas, sementara biaya cicilan dan bunga terus berjalan.
“Sudah pernah nyoba pinjam ke bang. Tapi modalnya habis karena Pandemi buat makan sehari-hari karena penjualan menurun drastis. Sementara pemesanan banyak cancel karena ekonominya lagi susah,” ungkap dia.
Bila ada suntikan modal, Ali Suryaman berencana meningkatkan produksi kerupuknya, karena pasar Refisa Kerupuk sudah banyak peminatnya, bahkan dilirik hingga ke mancanegara.
“Kalau ada modal untuk merekrut karyawan. Sementara saya rumahkan dulu karena penjualan merosot. Sebelumnya karyawan 5 orang,” katanya.
“Saya menginginkan modal berupa dana hibah dari pemerintah jadi tidak ada angsuran dan bunganya. Mudah-mudahan ada dana hibah dari pemerintah. Kalau dana dari pemerintah tidak ada, dari pihak investor pun tidak apa-apa, yang penting saling menguntungkan,” katanya.
Baca Juga: Kelam! Lambang di Atas Kepala Teletubbies Ternyata Bukan Sembarangan dan Penuh Sindiran
Kabid UMKM Dinkopperindag UKM Kota Serang, Sartinah dihubungi via ponselnya, Kamis 7 April 2022 ponselnya dalam keadaan aktif namun tidak direspon. Pesan singkat yang dilayangkan Banten Raya, hingga berita ini ditulis belum dibalas. ***


















