BANTENRAYA.COM- Cuaca ekstrem diperkirakan melanda Arafah saat puncak ibadah haji tahun ini. Suhu udara diprediksi mencapai 50 derajat Celsius saat wukuf, yang akan berlangsung pada 9 Dzulhijjah 1446 H atau 5 Juni 2025 mendatang. Pemerintah Indonesia mengimbau seluruh jemaah haji untuk tidak keluar tenda kecuali dalam keadaan sangat mendesak.
Dikutip dari laman resmi Kementerian Agama Republik Indonesia _kemenag.go.id_, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI, Hilman Latief, menyampaikan imbauan tersebut usai meninjau kesiapan fasilitas layanan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), belum lama ini.
“Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi sudah mengingatkan, suhu udara saat puncak haji nanti diperkirakan lebih tinggi dari hari-hari sebelumnya. Oleh karena itu, jemaah sangat disarankan tetap berada di dalam tenda agar terhindar dari heatstroke atau serangan panas yang sangat berbahaya,” kata Hilman.
Hilman mengatakan, untuk menjaga kenyamanan jemaah selama wukuf di Arafah, pihak penyelenggara telah menyiapkan sejumlah fasilitas seperti kasur, bantal, selimut, dan pendingin udara (AC). Ia juga menyarankan agar para jemaah dapat memanfaatkan waktu di dalam tenda untuk beribadah secara khusyuk.
Baca Juga: Bakal Dihadiri Prabowo, Andra Sebut Banten Siap Jadi Tuan Rumah Harganas 2025
“Sebaiknya jemaah memperbanyak doa, zikir, dan membaca Al-Qur’an di dalam tenda. Selain lebih nyaman, ini juga menjaga kondisi tubuh tetap stabil di tengah suhu ekstrem,” imbaunya.
Menjelang rangkaian ibadah di Armuzna, yang meliputi mabit di Muzdalifah, mabit di Mina, dan pelemparan jumrah, Hilman mengingatkan jemaahh terutama lansia dan penyandang disabilitas, untuk menjaga stamina dan tidak memaksakan diri.
“Untuk jemaah dengan kondisi khusus, lebih baik tetap di hotel atau lakukan aktivitas ibadah ringan. Pahalanya tetap besar, dan ini demi keselamatan mereka sendiri,” jelasnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, pihak Kementerian Agama juga berkomitmen menyampaikan jadwal pelemparan jumrah secara terperinci agar jemaah merasa lebih aman dan tertib saat menjalankannya.
“ami terus melakukan berbagai penyesuaian dan modifikasi demi memastikan keamanan dan kenyamanan jemaah selama ibadah,” pungkasnya.(***)

















