BANTENRAYA.COM – Ratusan buruh yang ada di Provinsi Banten terkena imbas akibat defisit gas industri di wilayah barat Indonesia saat ini.
Para buruh terancam dipecat karena industri tempat mereka bekerja tidak bisa bersaing dengan kompetitor akibat defisit gas industri yang terjadi saat ini.
Akibat defisit ini juga ada industri yang menurunkan produksi mereka hingga 50 persen sehingga mulai melakukan efisiensi tenaga kerja atau buruh.
Baca Juga: Pesan Khusus Nur Agis Aulia untuk Pokja Wartawan Kota Serang, Sematkan Kata Kunci Kolaborasi
Bila kondisi ini dibiarkan, ribuan buruh di Provinsi Banten terancam akan kena imbas pemutusan hubungan kerja (PHK).
Wakil Ketua Lembaga Tripartit Nasional sekaligus Pimpinan Pusat Federasi Serikat Pekerja Kimia, Energi dan Pertambangan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP KEP SPSI) Afif Johan mengatakan, defisit gas industri mulai berimbas pada ketenagakerjaan.
“Dampaknya sudah ada pemutusan kerja, efesiensi tenaga kerja, bahkan tidak adanya kenaikan upah, penurunan produksi bahkan ada yang sampai 50 persen dan penurunan kesejahteraan bagi kaum pekerja maupun permasalahan-permasalahan krusial yang diakibatkan adanya kenaikan gas ini,” kata Afif, Rabu, 28 Mei 2025.
Afif mengungkapkan, sedikitnya ada 20 industri di Provinsi Banten yang terdampak akibat kebijakan kenaikan harga gas industri ini.
Umumnya, buruh yang terancam PHK adalah mereka yang bekerja di sektor terdampak seperti kramik, kaca, dan semacamnya yang sangat bergantung pada gas industri.
Bahkan, ada perusahaan di Tangerang yang sudah menutup satu bagian (plan) dan tentu saja mem-PHK karyawan, akibat adanya efisiensi produksi dan tenaga kerja.
“PHK satu plan tutup sudah ratusan pekerja yang terefisiensikan bahkan sudah mulai bertahap dan sekarang pengusahanya sudah mengumumkan bahwa akan lebih besar lagi terjadi efesiensi kalau ini tetap dibiarkan,” katanya.
Baca Juga: Spoiler Drakor Spring Of Youth Episode 5 Sub Indo dengan Link Nonton
Saat ini, kata Afif, jumlah buruh yang kenaa PHK diperkirakan hampir 300-an orang.
“Kalau itu sampai tidak bisa dibendung tidak menutup kemungkinan bisa ada ribuan pekerja yang bisa kena PHK,” katanya. ***


















