BANTENRAYA.COM – Industri menyebut jika Pendidikan dan pelatihan kerap dilakukan Pemerintah Kota Cilegon belum nyambung atau link and match dengan kebutuhan pabrik.
Misalnya, di Kota Cilegon banyak industri petrokimia dengan jumlah tenaga kerja sekitar 190 ribu lebih.
Namun, Pendidikan yang dibangun serta pelatihannya soal tata boga.
Baca Juga: Empat Orang Ditangkap Dalam Penjualan Pertalite Dengan Cara Curang di SPBU Tangerang
Di sisi lain, industri petrokimia yang ada di Kota Cilegon sudah hampir berumur 30 tahun lebih, artinya membutuhkan regenerasi karyawan.
Termasuk juga, akan ada perluasan industri petrokimia yang nantinya pasti membutuhkan sumber daya yang memiliki keahlian di bidang petrokimia dan industri.
Untuk itu, pihak industri mendorong dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan atau Musrenbang tingkat Kota Cilegon 2024, kedepannya bisa merumuskan sekolah dengan kebutuhan industri.
Baca Juga: Daftar Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Kranggot Kota Cilegon Dua Hari Sebelum Ramadhan 1444 Hijriah
Jika sudah nyambung, maka akan sangat memudahkan penyerapan tenaga kerja di industri Kota Cilegon. Sebab, kedepan aka nada ekspansi sebagai salah satu klaster industri petrokimia terintegrasi di Indonesia, maka dibutuhkan adanya Kawasan ekonomi khusus, sehingga bisa menunjang kegiatan pabrik petrokimia.
Legal External Affairs and Circular Economy Director PT Chandra Asri Edi Rivai menyampaikan, Pendidikan dan kebutuhan industri harus menjadi hal yang mulai direncanakan untuk dibangun pemerintah, sehingga nantinya bisa nyambung dengan kebutuhan industri, teruma Petrokimia yang nantinya akan benar-benar melakukan pengembangan dan perluasan pabrik.
“2023 hingga 2027 ini nantinya akan banyak pengengembangan pabrik. Jadi harus link and mach pendidikannya itu petrokimia, jangan sampai sekolah (pelatihan) tata boga. Kami tentu ini menjadi rumusan bagi pemerintah untuk menyiapkan Pendidikan dan sekolah. Kami pasti akan bantu,” katanya, Selasa 21 Maret 2023.
Edi menegaskan, pabrik industri petrokimia di Kota Cilegon sudah mencapai 30 tahun.
Ini nanti akan butuh peremajaan karyawan, serta juga banyak industri petrokimia yang akan melakukan perluasan pembangunan dan pabrik.
“Ini potensi karena disini sudah hampir 30 tahun pabrik dan butuh regenerasi karyawan. Serta juga ada pembangunan pabrik baru yang potensinya besar bisa menyerap tenaga kerja ratusan ribu tenaga kerja,” ucapnya.
Edi menyatakan, pihaknya berharap juga dukungan infrastruktur dari pemerintah, misalnya sudah mulai akan membuat Kawasan ekonomi khusus, serta juga pembangunan akses logistik.
Sebab, beberapa pabrik petrokimia nantinya juga akan menjadi klaster pabrik obat-obatan.
“Potensi Provinsi Banten dan Kota Cilegon sebagai KEK industri industri petrokimia terintegrasi dan menjadi klaster pabrik obat-obatan. Ini karena ketersediaan bahan baku dan akses pasar di Pulau Jawa dan Sumatera. Artinya ini juga butuh dorongan dari pemerintah,” pungkasnya. ***
Artikel Terkait
Industri Otomotif Makin Bergairah, Menko Airlangga Dukung Pengembangan Kendaraan Listrik
Kekayaan Tony Zhou Yuan Pemilik PT Genbuster Nickel Industri atau GNI yang Rusuh di Morowali Utara
Kota Industri Tapi Kawasan Kumuh di Cilegon Capai 37 Hektare tapi Penanganannya Cuma Dianggarkan Rp10 Miliar
PT KIP Akhirnya Mau Buka Jalur Exim Kawasan Industri Krakatau Steel untuk Umum, Tujuannya Mulia
Kepengurusan CCSR Menggantung 4 Bulan, Cilegon Kehilangan Potensi Rp24 Miliar Dana Industri untuk Tambal APBD
4 Bulan Gantung Kepengurusan Lembaga CCSR Penghasil Rp24 Miliar dari Dana Industri, Ini Alasan Helldy Agustian
Targetkan Rp12 Miliar Per Tahun, Baznas Cilegon Bakal Gedor Industri Asing dan Swasta
10 Ucapan Selamat Hari Persatuan Artis Film Indonesia Terbaru, Dukung Industri Film Indonesia Go Internasional
Jangan Cuma Andalkan Industri, Ketua GeKrafs Kota Cilegon Minta Terbitkan Perda Dukung Ekraf
6 Tahun Terakhir, Ratusan Warga Cilegon Pilih Jadi TKI, Gegara Tak Kebagian Lapangan Kerja di Kota Industri?