BANTENRAYA.COM - Selalu menjadi pertanyaan dan kekhawatiran sebagian orang terkait apakah 1 Ramadhan 2023 akan ada perbedaan.
Supaya tidak bingung dan khawatir apakah 1 Ramadhan 2023 akan ada perbedaan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) RI memberikan penjelasan terkait hal itu.
Dikutip Bantenraya.com dari akun Instagram resmi BRIN @brin_ri, munculnya perbedaan penentuan awal Ramadhan yang seringkali terjadi bukan disebabkan metode hisab dan rukyat.
Menurut BRIN, perbedaan penentuan awal Ramadhan yang kerapkali terjadi karena perbedaan kriteria.
"Kriteria Wujudul Hilal digunakan Muhammadiyah sedangkan kriteria Imkan Rukyat (visibilitas hilal) digunakan oleh NU dan beberapa ormas lain," ujar BRIN.
Lebih lanjut, BRIN menerangkan bahwa saat ini Indonesia telah menerapkan kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura) untuk menentukan penggalan Hijriyah.
Baca Juga: 13 Persiapan Menyambut Bulan Ramadhan 2023 yang Paling Bermanfaat, Auto Kuat Jalani Ibadah Puasa
"Kriteria MABIMS dibangun atas dasar data rukyat atau pengamatan global jangka panjang," ungkap BRIN.
Untuk mewujudkan kalender yang mapan, BRIN membeberkan 3 prasyarat yang sebagimana tercantum di bawah ini:
1. Ada kesepakatan batasan wilayah keberlakukan (nasional atau global).
2. Ada kesepakatan otoritas tunggal yang menetapkannya.
3. Ada kriteria yang disepakati.
Artikel Terkait
Ramadhan Dimulai 23 atau 24 Maret 2023? Simak Jawaban Resmi dari Pemerintah Ini
Promo JSM Superindo 19 Maret 2023: Super Promo Pekan Terakhir Menjelang Bulan Ramadhan, Rugi Bila Terlewatkan
Penetapan Awal Ramadhan 2023 Versi Muhammadiyah, BRIN dan Pemerintah: Bakal Ada Perbedaan Waktu?
10 Ucapan Menyambut Bulan Ramadhan 2023, Paling Kekinian dan Menarik Perhatian, Cocok Jadi Caption Instagram
13 Persiapan Menyambut Bulan Ramadhan 2023 yang Paling Bermanfaat, Auto Kuat Jalani Ibadah Puasa
9 Ide Bisnis Bulan Ramadhan 2023 yang Paling Laris dan Laku, Panen Pahala Iya, Panen Cuan Iya Banget!
Daftar Jadwal Imsak dan Berbuka Puasa Ramadhan 2023: Per Daerah, Versi NU Hingga Muhammadiyah