BANTENRAYA.COM – Lembaga riset internasional Ipsos Public Affairs menggelar survei dengan metode tatap muka.
Survei Ipsos Public Affairs yang digelar untuk memotret perkembangan dan dinamika elektoral jelang pendaftaran bakal capres dan cawapres.
Adapun pelaksanaan survei dari Ipsos Public Affairs digelar di 34 provinsi di Indonesia pada 19-28 November 2023.
Baca Juga: Daftar Line Up Kedua Golden Disc Awards 2024 Jakarta, Ada IVE, LE SSERAFIM, hingga TXT!
Dalam keterangan tertulis Ipsos Public Affairs yang diterima Bantenraya.com, Senin 11 November 2023 survei memiliki jumlah sampel sebanyak 2.000 responden.
Responden memiliki usia 17 tahun keatas atau sudah menikah yang diambil dengan metode multistage random sampling.
Selanjutnya wawancara tatap muka menggunakan aplikasi Ipsos iField Computer-Assisted Personal Interviews (CAPI).
Baca Juga: Caleg dan Parpol Kampanye Tanpa Melapor, Bawaslu Kota Cilegon Pastikan Tak Ada Sanksi
Adapun margin of errror plus minus 2,19 persen dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
“Survey ini memotret dinamika elektoral pasca pendaftaran pasangan calon presiden dan wakil presiden sehingga terjadi perubahan peta elektoral secara signifikan,” ujar Deputi Direktur Ipsos Public Affairs Sukma Widyanti.
“Dalam simulasi 3 kandidat perolehan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka menempati posisi teratas (42,66 persen),” paparnya.
Baca Juga: KLAIM! Kode Redeem ML 12 Desember 2023, Gratis Diamond dan Skin Collector dari Moonton
“Disusul Ganjar Pranowo – Mahfud MD (22,95 persen) dan Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar (22,13 persen) dan tidak jawab sebesar 12,26 persen,” tuturnya.
Pengamat politik Ipsos Public Afffairs Arif Nurul Imam menuturkan, dalam survei kali ini terdapat hal menarik tentang mereka yang masih belum menentukan pilihan yaitu 12,26 persen.
Dari jumlah tersebut sebesar 9,15 persennya adalah pemilih Jokowi – Ma’ruf, dan 1,25 persen adalah pemilih Prabowo – Sandi pada Pilpres 2019.
Baca Juga: Catat! Ini Jam Promo 12.12 Birthday Sale Shopee yang Tidak Boleh Dilewatkan
“Pergeseran peta elektabilitas, pasca resmi berpasangan ketiga pasangan calon terjadi perubahan signifikan,
“Dimana Prabowo-Gibran melonjak signifikan, sementara Ganjar-Mahfud mengalami ‘terjun bebas’ dan Anies-Muhaimin mengalami kenaikan tipis,” ujarnya.
Menurutnya, alasan elektabilitas Prabowo-Gibran melesat dipicu oleh persepsi publik bahwa Jokowi sudah bisa hampir dipastikan memberikan dukungannya kepada Prabowo-Gibran.
Baca Juga: Viral Aksi Dua Nelayan Menghalau Pengungsi Rohingya di Tengah Laut, Warganet Tanyakan Peran TNI AL
Hal itulah yang menjadi magnet bagi pendukung Jokowi-Ma’ruf Amin di Pilpres 2019 untuk memberikan dukungan.
Sementara itu secara alamiah, elektabilitas Ganjar-Mahfud MD mengalami kemerosotan signifikan lantaran basisnya yang berasal dari pendukung Jokowi, sebagian besar mengalihkan dukungan pada Prabowo-Gibran.
Jika pemilih yang belum menentukan pilihan, tersebar secara merata di ketiga pasangan calon, atau lebih besar kepada pasangan Ganjar-Mahfud atau Anies-Muhaimin, maka pemilihan presiden akan berlangsung 2 putaran.
Baca Juga: Brand Fashion Zara Dikecam Usai Buat Iklan Produk Penderitaan Palestina
“Jika ternyata dalam 2 bulan kedepan paslon nomor urut 02 bisa menarik sebagian besar dari undecided voters yang memilih Jokowi-Ma’ruf Amin di 2019, maka bisa dipastikan pilpres akan berlangsung satu putaran,” tandasnya. ***



















