BANTENRAYA.COM – Sistem penerimaan murid baru (SPMB) tingkat SMA/SMK tahun Ajaran 2025 – 2026 di Kabupaten Lebak, mulai dibuka pada hari ini, Senin, 16 Juni 2025.
Meskipun sistem penerimaan ini sudah diubah dari PPDB menjadi SPMB. Namun berbagai kendala klasik seperti kesulitan login dan upload berkas saat mendaftar masih ditemukan dan dialami oleh calon siswa.
Salah satunya seperti yang di alami Hafid Albiruni (15), salah satu calon siswa asal Kecamatan Rangkasbitung, mengaku kesulitan saat akan mengupload berkas pendaftaran.
Baca Juga: IRT Cilegon Jadi Diduga Korban Pembunuhan Berencana, Dua Pelaku Terancam Hukuman Mati
Bahkan dirinya mengaku sudah tiga kali mencoba namun selalu gagal.
“Ini saya lagi daftar lewat online tapi masih ada kendala enggak bisa upload, karena servernya enggak tahu ini kenapa kali,” kata Hafid.
Hafid menyebut, bahkan dirinya sudah beberapa kali mencoba namun selalu gagal akibat kesulitan login ke server.
Diduga sulitnya para calon siswa saat meng-upload akibat membludaknya pendaftar. Untuk SPMB sendiri menggunakan 4 jalur yaitu jalur domisili, afirmasi, mutasi dan prestasi.
“Tadi sudah 2 sampai 3 kali upload tapi gagal terus, padahal daftarnya saya dari jam 12 malam sampai subuh, pas jam 07:00 wib baru bisa masuk tapi upload belum bisa. Saya mau daftar ke sekolah SMK 1 Rangkasbitung,” ujarnya.
Kesulitan calon siswa saat mendaftar melalui online membuat para orang tua gundah, sehingga mereka banyak yang mendatangi sekolah-sekolah tempat anak-anak mendaftar guna memastikan anaknya terdaftar di sistem SPMB tersebut.
Baca Juga: Tenun Baduy Laris di Pasar Online, Dongkrak Ekonomi dan Melestarikan Budaya
Seperti yang dilakukan oleh Asminik, ia mengaku sengaja datang ke sekolah SMA 1 Rangkasbitung untuk memastikan anaknya terdaftar ke sistem SPMB. Asiminik menyebut bahwa dirinya kesulitan mengakses sistem SPMB lantaran sistem yang sering down.
“Mau klarifikasi benar atau tidak kalau anak saya terdaftar (SPMB) dionlinenya. Kalau kata saya mah sulit, bingung juga, mendingan langsung kata saya mah apalagi udah tua begini enggak bisa pegang hp, awam sama hp,” kata Asminik.
Ia berharap, sistem SPMB ini bisa dikembalikan lagi ke manual. Sebab, dengan adanya sistem online ini kesulitan bagi warga yang tidak faham terhadap teknologi yang ada.
Baca Juga: 3 Terdakwa Pembunuh Aqila di Cilegon Dituntut Hukuman Mati Tanpa Keringanan
“Harapan saya mah mending kaya dulu saja lah enggak usah pakai online-online, mending kalau yang pinter main hp, lah ini saya kaya begini, mending kalau Hpnya canggih kalau enggak mah gimana itu,” pungkasnya. ***



















