BANTENRAYA.COM – Ketupat dan opor ayam menjadi menu utama berbuka puasa setiap 15 ramadan warga Lingkungan Cibeber Timur, Kelurahan Cibeber, Kecamatan Cibeber.
Buka puasa juga dilakukan bersama-sama di luar rumah dengan menggelar alas tikar di dalam gang.
Merayakan Qunutan menjadi bahasa yang selalu dipakai masyarakat Lingkungan Cibeber Timur saat ramadan sudah memasuki melewati separuhnya atau masuk ke malam 16 ramadan.
Baca Juga: Bukan Sekedar Hobi, Dimyati Natakusumah Ungkap Filosofi Catur dalam Dunia Kepemimpinan
Sebab, malam saat tarawih saat rakaat terakhir dalam witir dibacakan doa qunut.
Salah satu tokoh masyarakat Lingkungan Cibeber Timur Masdani menjelaskan, tradisi buka bersama dengan ketupat dan opor ayam sudah dilakukan lama sekali secara turun temurun.
“Tujuannya ini bagian dari kebersamaan dan berbagi sesama tetangga saat ramadan. Lalu, Bersama-sama memanjatkan doa karena sudah menjalani separuh puasa Ramadan,” katanya, Sabtu (15/3).
Masdani menjelaskan, sebenarnya qunutan istilah yang diambil dari qunut atau doa qunut yang biasa dibacakan sunnah dalam madzhab Syafii.
Sunnah muakkad saat salat subuh dan juga sunah saat witir memasuki separuh ramadan.
“Istilahnya qunutan karena malamnya saat witir dibacakan doa qunut. Kalau perayaan saat buka itu menjadi tradisi Bersama sebagai bagian mengucapkan rasa syukur kepada Allah,” jelasnya.
Baca Juga: Biar Halal Bihalal Nyaman, Layanan Cuci Sofa Kami Cleaners Naik 50 Persen Jelang Lebaran
Masdani menyampaikan, tradisi tersebut sudah lahir sejak lama, serta karena Cibeber masih menjadi salah satu kampung besar dan tua di Kota Cilegon.
Maka, qunutan dengan berbuka bersama tetangga masih sangat terjaga.
“Tradisinya masih sangat terjaga. Ini dilakukan secara terus menerus. Jadi memang masih akan terus dilakukan masyarakat,” imbuhnya.
Sementara itu, salah satu warga lainnya yang merayakan qunutan Endin menyatakan, tidak hanya orang tua, anak muda dan juga anak-anak kecil semuanya ikut buka bersama di luar rumah saat qunutan.
“Semuanya buka bersama. Biasanya itu ada beberapa titik atau dimasing-masing gang semuanya mengadakan,” ujarnya.
Selain makan yang ada di keluarkan sebagai menu, ujar Endin, dalam qunutan saat menunggu buka biasanya semua warga berdzikir, salawat dan memanjatkan doa Bersama.
Baca Juga: Terdampak Pelemahan Rupiah, Sharp Naikkan Harga Produk 2 Persen
“Dzikir, salawat dan doa dipanjatkan. Ini bentuk rasa syukur dan disisi lain juga sesame tetangga masih terus menjalin silaturahmi dan guyub,” pungkasnya.***

















