Taksir Kebijakan Pangan Nasional, Bertanya pada Siapa?

- Kamis, 2 Juni 2022 | 17:08 WIB
Riswanda PhD. (Dokumentasi pribadi.)
Riswanda PhD. (Dokumentasi pribadi.)

Oleh : Riswanda

Seminar Nasional Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa (FRPKB) baru saja, mengutip adagium Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri, menyoal kepelikan beliau ‘karena tidak ada yang bertanya-tanya mengapa Indonesia bisa dijajah’.

Kesempatan baik Peringatan Hari Lahir Pancasila ini sebetulnya dapat menyematkan pertanyaan kritis soal kedaulatan, hubungannya dengan kemandirian dan ketahanan pangan Indonesia.

Catatan intelektual Riswanda dkk (2022) dalam ‘Deconstructing Perspective on Contemporary Notion of Food Security: A Critical Systemic Praxis’, patut dijadikan cerminan kritis perihal seberapa jauh sorotan Kebijakan Pangan Nasional mengarah pada kedaulatan pangan.

Lalu, apa kaitan antara adagium di atas dengan arah Kebijakan Pangan? Seberapa jauh Nusantara telah lepas dari ketergantungan beras impor? Bagaimana dan menurut sudut kaji mana saja aksi pengentasan isu putusnya generasi petani atau ‘de-generation of farmers’ (Riswanda dkk 2018) telah bergulir? Seserius apa upaya regenerasi petani dilakukan di aras kewilayahan? Penyesuaian kebutuhan masyarakat dengan program bergulir telah cukup panjang diwacanakan selama ini.

Pertanyaannya, apakah kemudian upaya ini telah menyertakan pendalaman kajian kebutuhan sebenarnya / basis data? Sehingga kemudian penyusunan formula jalan keluar masalah dapat lebih akurat dan terpola.

Kebahagiaan pangan mungkin tepat menggambarkan kondisi (yang seharusnya) selaras antara Kebijakan Pangan Indonesia dengan kegigihan penguatan keamanan pangan nasional.

Meskipun, penting dicatat bahwa pemerintah telah mengeluarkan Perpres 66/ 2021 tentang Badan Pangan Nasional. Sebaik-baiknya, teratasi ketersediaan pangan, stabilisasi pasokan dan harganya, termasuk kerawanan pangan dan gizi, penganekaragaman konsumsi pangan, keamanan pangan serta penyaluran cadangan pangan pemerintah melalui BUMN di bidang pangan.

Pemerintah mulai menutup keran impor beras secara masif pada tahun 2019. Izin impor dikeluarkan hanya dengan pengecualian, layaknya bagi keperluan hotel, restoran, kafe, serta WNA yang tinggal di Indonesia.

Barangkali publik bertanya-tanya mengenai angka impor beras lansiran Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat Juli tahun lalu, 41,6 ribu ton dengan taksir sampai 18,5 juta dollar Amerika atau setara dengan Rp 266,4 miliar rupiah (kurs Rp 14.400/US$).
Kementerian Pertanian menegaskan, selaras sorotan kebijakan pemerintah ‘satu data dan satu peta’, bahwa data pemerintah berkoodinasi dengan BPS.

Barangkali taksir kebahagiaan pangan tidak cukup dengan kuasa pendataan pangan. Sorotan kebijakan hendaklah juga menyisir jalan keluar integratif.

Berpijak pada penyadaran ragam aspek yang saling mengait dan memberi dampak satu sama lain, boleh jadi apa yang tertinggal dari Dinask Ketahanan Pangan (DKP) selama ini.

Berjalannya program eksisting perlu ditunjang dengan instrumen evaluasi dan pemetaan aspek-aspek apa saja yang perlu diperbaiki berdasar baseline data, berbasis kajian berkala (dan bukan asumsi).

Riswanda PhD
Riswanda PhD

Halaman:

Editor: M Hilman Fikri

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Kembali membicarakan IKN

Selasa, 27 September 2022 | 17:41 WIB

RUU PRT, Lalai Anasir Perlindungan Anak

Rabu, 14 September 2022 | 09:43 WIB

Makna Emotif Penataan Kebijakan Sosial

Sabtu, 20 Agustus 2022 | 15:49 WIB

Melampaui Perbahasan Stunting

Selasa, 2 Agustus 2022 | 09:53 WIB

Hal Ihwal Desain Kesejahteraan Publik

Rabu, 20 Juli 2022 | 06:17 WIB

Cut off Inovasi Muluk, Bidik Pangkal Masalah

Sabtu, 2 Juli 2022 | 16:44 WIB

Mendendangkan Kebijakan Vokasi, Sudah Jitu kah?

Jumat, 24 Juni 2022 | 03:31 WIB

Mempercakapkan Social Enterprise

Minggu, 22 Mei 2022 | 20:46 WIB

Stigma yang Terlupakan

Selasa, 17 Mei 2022 | 11:00 WIB

Payung Pelindung Ruang Aman bagi Perempuan

Jumat, 6 Mei 2022 | 08:10 WIB

Dialektika Kebijakan, dan Bukan Drama

Jumat, 6 Mei 2022 | 07:00 WIB

Titian Perkotaan dan Perdesaan

Jumat, 6 Mei 2022 | 01:06 WIB

ATM Beras sampai Subsidi, Ukuran Sejahtera?

Senin, 18 April 2022 | 15:24 WIB

Conundrum Cuti Bersama dan Teguran Berempati

Minggu, 17 April 2022 | 13:37 WIB

Fakta Menarik Politik, Seputar Lingkaran Mistis

Sabtu, 2 April 2022 | 05:53 WIB

Bangga Buatan Indonesia, Mau Dibawa Kemana?

Jumat, 1 April 2022 | 06:22 WIB

Kekusutan Minyak Goreng dan Filosofi Batman

Sabtu, 12 Maret 2022 | 06:02 WIB

KKB, Arsitektur Sosial dan Silaturahmi Pemikiran

Sabtu, 12 Maret 2022 | 05:53 WIB
X