BANTENRAYA.COM - Pembunuhan warga sipil di Bucha, Ukraina hingga mayat bergelimpangan dan adanya kuburan massal menarik perhatian dunia.
Amerika Serikat (AS) menyebut tragedi di Bucha merupakan sebuah kejahatan perang dan menyerukan pengadilan kejahatan perang.
Sementara China meminta agar publik tak mudah mengambil kesimpulan sebelum penyelidikan di Bucha dilakukan.
Baca Juga: Ini 4 Arti dari Lambang di Atas Kepala Teletubbies, Ternyata Melecehkan!
Presiden AS Joe Biden ikut memberi tanggapan dengan menyerukan pengadilan kejahatan perang dan membuat lebih banyak sanksi terhadap Rusia.
"Seharusnya ada pengadilan kejahatan perang," kata Joe Biden kepada wartawan, Selasa 5 April 2022.
Sementara itu dikutip Bantenraya.com dari Xinhua, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian menegaskan, foto mayat bergelimpangan di Bucha sangat menganggu.
"Beragam laporan dan foto kematian warga sipil di Bucha sangatlah mengganggu. Kebenaran dan penyebab insiden itu harus dipastikan," ujarnya, Kamis 7 April 2022.
Laporan media menyatakan, sedikitnya 280 orang, termasuk anak-anak, ditemukan tewas di Bucha, sebuah kota di luar Kiev.
Artikel Terkait
Barat Berlakukan Sanksi Terhadap Bisnis Rusia, Dmitry Medvedev: Bodoh Untuk Percaya
Amerika dan Sekutu Usir Rusia dari G20, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov: Tidak Ada Hal Buruk
Barat Batalkan Acara Budaya dan Sastra Rusia, Vladimir Putin Bandingkan dengan Tindakan Nazi
Rusia Seret Indonesia Soal Senjata Biologis Amerika, Ciptakan Virus dan Bakteri Berbahaya?
Presiden Rusia Vladimir Putin Disebut Tidak Pantas Berkuasa, Joe Biden: Saya Tidak Ingin Meminta Maaf
Ukraina Terus Coba Lakukan Pembicaraan Damai dengan Rusia, AS Sebut Putin Tampak Tidak Kompromi
Antisipasi Dampak Buruk Perang Rusia Ukraina di Indonesia, Pemerintah Siapkan Bansos Puluhan Triliun
Amerika Serikat Ancam Tak akan Ikut G20 di Bali Jika Rusia Tidak Dikeluarkan