BANTENRAYA.COM – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan peringatan bagi kalangan perempuan berusia muda seiring dengan tren peningkatan signifikan penggunaan layanan Buy Now Pay Later (BNPL) untuk utang konsumtif.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku PUJK, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi mengatakan, fenomena ini perlu mendapat atensi yang cukup tinggi dan diwaspadai, lantaran sebagian besar penggunaan BNPL bersifat konsumtif, bukan produktif.
“Dari profil yang kita terima, itu kebanyakan memang perempuan, dan usia muda. Jadi ini kebanyakan adalah untuk konsumtif. Jadi ini mungkin harus hati-hati juga,” katanya dalam keterangan dikutip Bantenraya.com, Senin 20 Oktober 2025.
BACA JUGA: 4 Aplikasi yang Wajib Diinstal di Laptop Mahasiswa Akhir, Dijamin Lulus 8 Semester
Ia memberikan penegasan, jika peningkatan akses layanan keuangan harus diimbangi dengan tanggung jawab dan pemahaman terhadap risiko yang akan diterima.
Menurut Kiki, perilaku konsumtif yang dipicu gaya hidup digital kini banyak dipicu tren di media sosial, yang menimbulkan fenomena fear of missing out (FOMO), you only live once (YOLO), dan fear of other people’s opinion (FOPO).
“FOPO ini merupakan satu studi yang belum terlalu lama, itu fear of other people opinion. Kita jadi insecure (karena penilaian orang lain), jadi ambil utang untuk beli sesuatu, dan seterusnya. Itu bahaya,” ujarnya.
BACA JUGA: 4 Aplikasi yang Wajib Diinstal di Laptop Mahasiswa Akhir, Dijamin Lulus 8 Semester
Ia menambahkan, tekanan sosial dalam era digital sering kali mendorong seseorang untuk berutang demi menjaga citra diri di tengah masyarakat.
“Peningkatan literasi keuangan menjadi langkah OJK dalam agar menyadarkan masyarakat supaya tidak hanya memahami manfaat produk keuangan digital seperti BNPL, tetapi juga mampu mengelola risikonya dengan bijak,” kata Kiki.***


















