BANTENRAYA.COM – Mengenal tentang asal mula kesuksesan emiten PT Barito Renewables Energy (BREN) tidak lepas dari perjalanan sosok dibalik semua kesuksesannya.
Sosok yang berperan besar sehingga BREN berhasil menyalip kapitalisasi BBCA, ialah Prajogo Pangestu, dulunya merupakan seorang supir angkot di Kalimantan.
Lahir di Sambas, Kalimantan Barat, pada tahun 1944. Prajogo bernama asli Phang Djoem Phen, keluarganya hanya bekerja sebagai penyadap getah karet untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari dalam garis kemiskinan.
BACA JUGA: Sejarah Olahraga Padel yang Kini jadi Tren karena Seru dan Atraktif
Dengan kondisi keluarganya yang serba pas-pasan, Prajogo tidak bisa mengenyam pendidikan tinggi dan hanya lulus sekolah sebatas tingkat menengah pertama.
Prajogo juga sempat mengadu nasib di Jakarta, namun tak kunjung mendapat pekerjaan, dan akhirnya kembali pulang ke Kalimantan untuk menjadi supir angkot jurusan Singkawang- Pontianak.
Pada tahun 1960, dirinya bertemu dengan pengusaha kayu asal Malaysia Burhan Uray atau Bong Sun On, pemilik usaha bernama PT Djayanti Group.
BACA JUGA: Rekomendasi 5 Tablet Harga Dibawah Rp3 Juta, Cocok untuk Pekerja dan Pelajar
Berkat kerja kerasnya selama 7 tahun, Burhan Uray memberikan jabatan General Manager (GM), kepada Prayogo untuk mengelola PT Playwood di Gersik, Jawa Timur.
Capaian sebagai seorang GM membuatnya tidak berpuas diri, hanya dalam waktu setahun Prajogo memutuskan untuk keluar dan memulai bisnis sendiri dengan membeli CV Pacific Lumber Coy, yang kala itu sedang mengalami masa hampir bangkrut.
Prayogo membayarnya dengan uang pinjaman Bank BRI dan dia lunasi hanya dalam setahun.
Dalam perjalanannya, Prajogo mengganti nama Pacific Lumber menjadi PT Barito Pacific, yang Kemudian bisnisnya terus meningkat hingga bekerja sama juga dengan anak-anak Presiden Soeharto dan pengusaha lainnya demi memperlebar bisnisnya.
Pada era Presiden Soeharto, Prajogo termasuk salah satu konglomerat ternama yang dimiliki Indonesia.
Bisnisnnya dengan bendera Barito Group berkembang luas di bidang petrokimia, minyak sawit mentah, properti, perkayuan.
Berkat relasi yang ia bangun, Barito Pasific mendapatkan pendanaan sebesar Rp370 miliar dari pemerintahan saat itu untuk menggarap berbagai proyek dan dana awal menuju IPO pada tahun 1993.
Kini Barito Group dipegang generasi anaknya, Agus Salim Pangestu.
BREN Terus Buntuti BCA
Saham dengan kapitalisasi pasar tertinggi yaitu emiten milik Konglomerat Prajogo Pangestu, PT Barito Renewable Energy Tbk (BREN) yang bergerak di sektor energi terbarukan dengan valuasi sebesar Rp1.438 triliun atau setara 10,94 persen total kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) Rp13.145 triliun.
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang selama ini rajin bertengger di peringkat pertama sebelum disusul BREN tahun ini dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp1.251 triliun dengan bobot 9,52 persen.***



















