BANTENRAYA.COM – Pemerintah Kabupaten Serang melakukan rapat koordinasi bersama Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia atau PHRI Kabupaten Serang di Aston Anyer Beach Hotel.
Dalam audiensi PHRI membahas beberapa rencana pengembangan wisata di Kecamatan Anyar dan Cinangka seperti memperbanyak event salah satunya dengan membuat festival Anyar Panarukan.
Bupati Serang Ratu Rachmatuzakiyah mengatakan, audiensi ini dilakukan untuk menyerap aspirasi yang disampaikan oleh PHRI.
“Kemarin saya mau bertemu, tapi karena ada satu hal yang mendadak jadi tidak jadi pertemuannya. Hari ini kita bisa bertemu dan banyak aspirasi yang PHRI sampaikan kepada kami,” ujarnya di lokasi, Jumat 24 Oktober 2025.
Ia menjelaskan, ada beberapa aspirasi yang disampaikan PHRI seperti lampu penerangan jalan umum (PJU) dan rencana pengembangan wisata melalui event pada tahun 2026 yang masih sangat minim.
BACA JUGA : PHRI Banten Soroti Kebijakan Royalti Musik, Dinilai Belum Jelas dan Minta Aturan Transparan
“Untuk PJU Insyallah nanti kami akan tindak lanjuti ke Kementerian Perhubungan di Jakarta. Selain itu juga tadi ada aspirasi mengenai event, jadi event-event itu mereka minta masif,” katanya.
Ia mengungkapkan, Bupati Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo mengajak Pemkab Serang untuk bekerjasama dalam membuat event Anyar Panarukan untuk menarik wisata wan dan PHRI.
“Karena memang ada dari satu bupati yang ingin bekerja sama untuk membuat festival Anyar Panarunkan. Insya Allah nanti kita akan berbicara khusus mengenai itu dwngan PHRI juga,” paparnya.
Zakiyah menuturkan, pihaknya juga akan mengkaji lebih dalam terkait aspirasi mempermudah izin minuman beralkohol di hotel berbintang dengan PHRI.
“Tadi terkait keinginan untuk minuman beralkohol, itu harus kami kaji lagi lebih dalam karena banyak yang harus kita pikirkan,” jelasnya.
BACA JUGA : PHRI Banten Sambut Baik Dicabutnya Larangan Rapat di Hotel
PHRI Siap Bersinergi
Ketua PHRI Kabupaten Serang Yurlena Rachman mengatakan, ada permasalahan lama yang sampai saat ini belum teratasi seperti PJU dan sampah.
“Selain itu, kita juga menanyakan tentang kalender event 2026. Kami ingin berkolaborasi bahwa event-event seperti ulang tahun dan lain-lain itu kami diberikan informasi lebih awal,” ujarnya.
Ia menjelaskan, yang selama terjadi adalah PHRI hanya mendengar event dadakan sehingga kurang persiapan dan tidak bisa melakukan kolaborasi.
“Kami terimanya dadakan dan tidak bisa menggabungkan. Alhasil kita tidak bisa memberi diskon dan lain-lain,” katanya.
Lena menuturkan, beberapa pemilik hotel berbintang 4 dan 5 juga menyampaikan aspirasi terkait peraturan adanya minuman beralkohol yang saat ini masih susah.
“Ada perda baru tentang larangan, itu yang kami tanyakan,” jelasnya. (***)

















