“Artinya, pihak rumah sakit tidak dapat memastikan penyebab kematian karena pasien sudah tidak bernyawa saat datang. Pemeriksaan lanjutan seperti rekam jantung juga menunjukkan hasil flat. Jadi tidak ada penentuan penyebab pasti,” jelasnya.
Dirinya menegaskan, bahwa dalam konsumsi obat-obatan, di PPLP Banten harus melalui rekomendasi dokter. Diden juga menyampaikan, pihaknya tidak pernah merekomendasikan atlet untuk mengkonsumsi obat-obatan untuk menurunkan berat badan seperti apa yang kini ramai menjadi sorotan publik.
“Untuk obat-obatan, semua penggunaan harus melalui rekomendasi dokter, dan itu mutlak dari saya. Tidak boleh ada obat yang dikonsumsi tanpa izin saya. Bahkan untuk obat bebas sekalipun, atlet harus konsultasi dulu,” tuturnya.
“Saya tidak pernah merekomendasikan Alexa untuk mengonsumsi obat atau suplemen apa pun, karena kondisinya tidak sedang sakit. Suplemen pun diarahkan melalui ahli gizi dalam bentuk makanan, bukan tablet,” jelasnya.
“Jadi, saya pastikan tidak pernah ada rekomendasi obat maupun suplemen untuk Alexa,” tambahnya.
Sementara, Orang tua Alexandria Warman yakni Jeli Warman menjelaskan jika anaknya selama ini tidak pernah mengalami cedera serius.
“Paling hanya batuk atau flu ringan, wajar untuk anak seusia dia. Sakit parah atau cedera berat tidak pernah,” ungkapnya.
Beberapa saat sebelum meninggal, ia mengaku jika dirinya dengan Alexa sempat berbincang-bincang melalui sambungan telepon video whatsapp.
Dalam video call itu, kata dia, Alexa sempat mengatakan ingin pulang dan dijemput oleh ibundanya serta meminta untuk menonton film bersama.
“Komunikasi terakhir dengan Alexa juga normal. Kami sempat video call malam sebelum kejadian, sekitar pukul setengah sembilan sampai jam sembilan malam,” terangnya.
“Dia (Alexa, red) tidak mengeluh apa pun malam itu, hanya bilang paket datanya habis. Semua berjalan biasa. Saya tidak menyangka itu jadi komunikasi terakhir kami,” tandasnya. ***















