BANTENRAYA.COM – Pemerintah Kota Serang bakal menyulap kawasan pusat perniagaan Royal menjadi Braganya Kota Serang.
Penataan kawasan Royal di Jalan Sultan Ageng Tirtayasa, Kota Serang, dimulai dari pembangunan pedestrian dan penanaman kabel di bawah tanah.
Proyek pembangunan pedestrian dan penanaman kabel bagian dari untuk menjadikan kawasan Royal terlihat estetik layaknya Jalan Braga di Kota Bandung, Jawa Barat.
Untuk membangun pedestrian Pemerintah Kota atau Pemkot Serang menggelontorkan anggaran sebesar Rp10 miliar yang bersumber dari APBD Kota Serang tahun 2025.
Walikota Serang Budi Rustandi mengatakan, penataan jalan dan pedestrian Royal bagian dari meningkatkan tata kelola Kota Serang, dengan dilakukan penataan, pihaknya ingin menjadikan kawasan Royal sebagai pusat perekonomian baru di Kota Serang layaknya Braga di Kota Bandung, dan Malioboro di Jogjakarta.
BACA JUGA:Sesi I Pasar Saham Ditutup Menguat, 6 Sektor Emiten Ini Alami Guncangan
“Kawasan Royal akan dijadikan sentra ekonomi baru yang memang ini banyak dilirik oleh orang. Kita akan sulap seperti Braga atau Malioboro,” ujar Budi, kepada Bantenraya.com, Senin 29 September 2025.
Ia meyakini penataan kawasan Royal akan mendongkrak perekonomian pelaku UMKM di kawasan tersebut, mulai dari kuliner, pakaian, sepatu, sandal, dan lain-lain, serta dapat meningkatkan pendapatan asli daerah atau PAD Kota Serang.
“Kita mencoba untuk menaikan perekonomian khususnya di bidang kuliner, pertokoan, atau perdagangan yang mana kita sama tahu bahwa Kota Serang mendapat potongan DAU Rp186 miliar, berarti yang menjadi prioritas adalah pembangunan yang bisa menghasilkan PAD,” ucap dia.
Budi menuturkan, pihaknya juga akan mengeluarkan Peraturan Walikota (Perwal) agar para pemilik toko di kawasan Royal menyesuaikan jenis jualannya dengan kondisi Royal jika sudah selesai ditata.
“Iya yang ada aja nanti menyesuaikan nanti pake Perwal saya. Nanti mereka mengikuti sesuai Perwalnya. Kuliner, toko sepatu, beraga, kayak di Braga, Malioboro,” tuturnya.
BACA JUGA: Kios Pasar Baros Dinilai Semrawut, Pedagang Minta Penataan Ulang
Budi memprediksi, jika jalan dan pedestrian sudah bagus, Pasar Royal bakal diserbu banyak pengunjung dari dalam maupun luar Kota Serang.
“Nantinya orang banyak berkunjung ke sini. Bukan hanya menarik warga Kota Serang aja, tapi bisa menarik orang luar daerah Kota Serang. Agar toko-tokonya pada hidup nggak dekil kayak sekarang,” jelas Budi.
Ia menegaskan, para pemilik toko di Pasar Royal juga harus ikut berbenah, karena jalan dan pedestriannya bakal ditata rapi.
“Jadi konsepnya nanti mereka (pemilik toko) harus merehab tempatnya sendiri, sesuai dengan apa yang diatur dalam Peraturan Walikota yang akan saya keluarkan,” tegas dia.
Budi mengulas fokus pembenahan yang akan dilakukan di Pasar Royal dimulai dari jalan, pedestrian, dan kabel-kabel yang ada di udara. Pedestarian dan jalan menjadi satu paket penataan.
BACA JUGA: PKL Kembali Berjualan di Lingkar Luar Pasar Induk Rau, Bikin Macet dan Kumuh
“Jadi jangan pedestariannya bagus, jalannya jelek,” tuturnya.
Ia menyebutkan, tahap pertama anggaran yang digelontorkan untuk penataan kawasan Royal sebesar Rp10 miliar yang bersumber dari APBD Kota Serang tahun 2025.
“Perubahan sudah diketok. Kan bisa lelang dini, udah lama kan kita bisa lelang dini kan, kita pake kejaksaan untuk mengawal pendampingan agar tidak ada celah sedikit pun yang dilanggar oleh aturan,” terang Budi.
Budi mengatakan, anggaran Rp10 miliar itu diperuntukkan untuk menata kawasan Royal meliputi drainase, pedestrian, dan termasuk penanaman kabel.
“Pedestrian, saluran dan termasuk penanaman kabel, kalau penanaman kabel tanpa APBD. Itu dari CSR,” ungkap dia.
BACA JUGA:Budi Rustandi Perintahkan Satpol PP Tutup Tempat Hiburan Karaoke di Pasar Induk Rau
Ia mengatakan, penataan kawasan Royal dilakukan secara bertahap. Tahun 2025 ini penataan dari Tamansari, Royal sampai Pocis.
Setelah beres sampai Pocis, dilanjut perempatan Kantin.
Budi menerangkan, kendaraan mobil dan sepeda motor yang masuk Pasar Royal dan Pasar Lama hanya transit atau singgah sementara, karena di dua kawasan tersebut sudah tidak ada lagi parkir kendaraan, baik mobil maupun sepeda motor.
“Karena nanti konsepnya di sana tidak boleh ada mobil, apalagi sepeda motor parkir, itu hanya transit di sana. Hanya untuk pejalan kaki, sepeda, motor listrik boleh. Ini untuk menarik kita seperti daerah lain. Yang mana ketika ini sudah jadi Insya Allah Kota Serang sudah kelihatan ibukotanya,” terang Budi.
Ia menegaskan, tujuan penataan jalan dan pedestrian Pasar Royal dan Pasar Lama untuk meningkatkan ekonomi di dua pasar tersebut. Selain itu, untuk meningkatkan tata kelola yang ada di Kota Serang.
BACA JUGA: Berhembus Arus Penolakan Revitalisasi Pasar Induk Rau, Budi Rustandi Datangi Pedagang
“Karena penataan ini bagian dari pada program saya Serang Bagus, yang mana ingin menjadikan Kota Serang sebagai Ibukota Provinsi Banten yang sesungguhnya,” jelasnya.
Ketua Satgas Percepatan Pembangunan dan Investasi Kota Serang Wahyu Nurjamil mengatakan, penataan kawasan Royal dimulai dari merelokasi ratusan pedagang kaki lima (PKL) ke Pasar Kepandean.
“Totalnya sekitar 230-an PKL itu di Jalan Tirtayasa, jalan Juhdi, Diponegoro, dan Pasar Lama,” ujar Wahyu.
Ia menuturkan, penataan kawasan Royal telah dimulai di bulan akhir triwulan ketiga tahun ini, atau pada September ini sudah dimulai pembangunannya. Wahyu menjelaskan, penataan Pasar Royal menjadi salah satu program prioritas Walikota Budi Rustandi dan Wakil Walikota Nur Agis Aulia yang ingin mewujudkan Kota Serang Bagus.
Wahyu memperkirakan penataan jalan dan pedestrian Pasar Royal akan kelar akhir tahun tahun 2025.
BACA JUGA: Pasar Induk Rau Kota Serang Bakal Bongkar, HIMPAS Minta Win Win Solution
“Desember ini akan terbangun, jadi semua yang ada di Royal akan ditata utilitasnya, dari mulai kabel di udara akan ditanam, pedestrian, drainasenya, jalannya,” jelas dia.
Wahyu mengungkapkan, rencana pembangunan di Pasar Royal dan Pasar Lama tahap kedua akan dilaksanakan tahun 2026, beberapa lingkungan di sekitar Pasar Royal dan Pasar Lama akan diubah menjadi kampung-kampung tematik.
“Baru tahun depan akan diperbaiki lingkungan-lingkungan sekitar Royal seperti Kebon Sawo, Kebon Sayur, Pegantungan, akan diperbaiki fasilitas dalam rangka menunjang kampung tematik,” ungkapnya.
Ia menyebutkan, pembenahan jalan, drainase, pedestrian di kawasan Royal menyedot anggaran APBD Kota Serang.
“Tahun ini sekitar Rp10 miliar,” sebut Wahyu.
BACA JUGA: Berdayakan UMKM, Bupati Pandeglang Dukung Bazar Pasar Rakyat
Wahyu menuturkan, titik jalan yang akan dilakukan penataan ada empat titik yakni Jalan Sultan Ageng Tirtayasa, Jalan Juhdi, Jalan Diponegoro, Jalan Maulana Hasanuddin Pasar Lama.
“Tapi tahap awal ini kita fokus di Tamansari, kawasan Royal atau Jalan Sultan Ageng Tirtayasa sampai Pocis,” tutur dia.
Terkait kendaraan mobil maupun sepeda motor yang dilarang parkir di kawasan Royal, ia mengaku pihaknya akan menyiapkan kantong-kantong parkir di kawasan Royal dan Tamansari.
“Khusus kawasan Royal, tak boleh ada parkir, nanti disiapkan kantong parkir. Pemilik toko diharapkan mau mengubah konsep, misalnya menjadi tempat jual makanan, minuman, coffee shop, atau tempat nongkrong. Sehingga, di Royal orang akan mengunjungi tempat itu seperti di Braga, Malioboro, atau Tunjungan Plaza Surabaya,” ujarnya.
Salah seorang pemilik tokoh More Shop, Fadil mengaku pihaknya mendukung program Pemkot Serang yang mencoba menata kawasan Royal menjadi lebih baik, karena sudah puluhan tahun kawasan Royal belum ada perubahan tata kelolanya.
BACA JUGA: Sesi I Pasar Saham Ditutup Menguat, 6 Sektor Emiten Ini Alami Guncangan
“Positifnya saya setuju karena saya di sini semenjak tahun 95 itu nggak ada perubahan. Jadi dari kita udah jadi provinsi sendiri, ibukota sendiri terus beberapa kali sudah pemilihan walikota sudah pecah dari kabupaten ke kota udah dimekarkan. Nggak ada perubahan jadi sampai di Pak Budi ini bagus kalau menurut saya. Ada pembangunannya. Dia mau bikin mungkin etalasenya kota Serang. Jadi kalau saya setuju-setuju aja. Setuju dengan konsep pemerintah itu,” ujar Fadil ditemui di tokonya More Shop.
Menurut dia, Pemkot Serang ingin menjadikan kawasan Royal layaknya segita emas, sehingga rencana Pemkot Serang dalam menata kawasan Royal lebih estetik ini sudah dikonsep sejak lama.
“Karena Pemkot merencanakan ada dari Royal ini mau dibikin segitiga emas. Jadi dari sini ke Alun-alun, Alun-alun balik lagi ke Tamansari. Ya mungkin jadi etalase Kota Serang. Jadi agak membedakan Kota Serang ini sebagai ibukota provinsi. Jadi saya setuju karena saya dari tahun 95 baru kayak gini dia baru mau ada perubahan,” ucap dia.
Hanya saja, kata Fadil, sejumlah pemilik toko lainnya di kawasan Royal ada juga yang mempermasalahkan terkait lahan parkir kendaraannya.
“Mereka khawatir para pengunjung enggan datang ke tokonya karena lokasi parkirnya yang jauh seperti di Tamansari di eks Roberta, tapi kalau saya sih tidak mengkhawatirkan soal itu karena kan belum jadi konsep pembangunannya seperti apa, nanti kalau sudah jadi ternyata tidak sesuai harapan pedagang baru dievaluasi kita ngadu ke Pemkot,” katanya.
BACA JUGA: Tera Ulang di 3 Pasar, Disperindag Kota Cilegon Temukan Timbangan Bermasalah
Sementara pemilik salah satu toko sepatu di Jalan Sultan Ageng Tirtayasa yang enggan menyebutkan namanya mengatakan, pihaknya hanya bisa menerima legowo dengan kebijakan Pemkot Serang yang ingin menata kawasan Royal menjadi lebih baik layaknya Braga di Kota Bandung, dan Malioboro di Jogjakarta.
“Saya nggak bisa bilang nggak setuju, nggak bisa bilang setuju. Kalau ini baru konsep dilemparkan kemungkinan kita tolak, karena nantinya lahan parkirnya bukan di sekitaran toko, tapi jaraknya jauh, kan menggangulah. Kan kalau hujan orang mau nggak parkir jauh-jauh jalan kaki ke sini. Nggak akan mau. Yang jaraknya dekat aja naik motor. Apalagi kalau parkirnya jauh bisa merepotkan si pengunjung,” ujarnya.***

















