BANTENRAYA.COM – Audiensi yang dilakukan antara Kepala Desa Jayamanik, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) Cisalak belum ada titik temu.
Audiensi yang dihadiri Kepala Desa Jayamanik adalah terkait kondisi jalan di lingkungan desa yang rusak bertahun-tahun dan masuk kawasan PTPN.
Pada akhirnya, warga Desa Jayamanik mengancam akan melakukan unjuk rasa dengan melakukan blokade akses jalan yang masih mengalami rusak parah.
Baca Juga: Ada Fourtwnty hingga Nidji, Mari Bernyanti Bersama di Kota Serang Fair 2024, Catat Tanggalnya
Salah satu tokoh pemuda Desa Jayamanik, Arif bahkan menilai bahwa pihak PTPN Cisalak memang sengaja membiarkan jalan tersebut rusak.
Padahal, kata dia, jalan tersebut bukan hanya digunakan oleh warga, namun juga oleh kendaraan angkutan PTPN itu sendiri untuk mengangkut hasil tanaman sawitnya.
“Sangat prihatin, jalan ini kondisinya sangat tidak layak dilalui kendaraan. Untuk itu kami dari Desa Jayamanik akan melakukan aksi unjuk rasa dengan memblokir jalan,” kata Arif saat dihubungi Bantenraya.com pada Selasa, 20 Agustus 2024.
“Terlebih pihak PTPN yang dengan sangat sengaja membiarkan jalan rusak. Padahal jalan tersebut merupakan jalan milik PTPN yang kerap digunakan oleh perkebunan untuk mengangkut hasil tanaman sawit pilik PT Perkebunan Nusantara,”
Sebelum memulai aksi blokade jalan, Arif menerangkan, ia dan puluhan warga dari berbagai kampung di Desa Jayamanik terlebih dahulu bertolek ke Kantor Desa Jayamanik.
Hal itu untuk menyampaikan tuntutannya kepada Kepala Desa sekaligus meminta izin untuk melakukan pemblokiran jalan tersebut.
Baca Juga: Menyala! Sekda Kota Serang Nanang Saefudin Terima Tanda Penghargaan Lencana Darma Bakti
“Kemarin pada hari Senin kami dari perwakilan masyakat mendatangi Kantor Desa Jayamanik, untuk minta izin aksi blokir jalan dan menyampaikan tuntutan,” terangnya.
Rencana aksi blokir jalan itu sendiri didukung penuh oleh Kepala Desa Jayamanik, Oji Saputra.
Oji menjelaskan, dukungan itu sendiri ia berikan lantaran sebelumnya pihak desa dan sejumlah warga sudah terlebih dahulu melakukan audiensi dan meminta kepada PTPN untuk melakukan perbaikan jalan.
Baca Juga: Gegara Punya Utang Paylater, 20 Persen Pengajuan KPR Bank Panin Serang Ditolak
Kemudian Oji mengungkapkan, hasil dari audiensi tersebut ialah pihak PTPN akan memberikan jawabannya pada Senin, 19 Agustus 2024.
Namun, jawaban yang diberikan tidak sesuai dengan harapan dari warga Desa Jayamanik.
“Kami dan warga sudah melakukan audensi dengan pihak PTPN dan mereka berjanji akan memberikan jawaban di Hari ini, namun jawabannya tidak maksimal, sehingga warga kecewa dan memaksa akan melakukan aksi blokir jalan,” ungkapnya.
Baca Juga: ANTI GAGAL! Cara Buat Akun SSCASN untuk Pendaftaran CPNS 2024 Lengkap Tahap per Tahap
Sebelumnya, Oji sendiri menerangkan bahwa saat ini sejumlah prasarana di Desa Jayamanik tidak memadai akibat dikelilingi PTPN tanpa adanya perbaikan dari Pemerintah dan PTPN itu sendiri.
Desanya sendiri saat ini memang memiliki anggaran Dana Desa (DD) untuk memperbaiki atau membangun beberapa infrastruktur.
Namun tentunya anggaran tersebut sangat terbatas. Menurut Oji, jalan yang melintasi area PTPN bukan tanggung jawab desa, melainkan pihak PTPN.
Baca Juga: Japan Open 2024, Indonesia Tampilkan Dua Pasangan Baru Sektor Ganda Putra
“Saat ini pihak desa hanya menggunakan anggaran dana desa untuk membangun infrastruktur yang ada dalam kepemilikan aset desa,” paparnya.
“Itu pun masih belum cukup untuk memperbaiki infrastruktur yang berskala besar Karna kerusakan jalan hampir di seluruh Kampung di tingkat RW dan RT serta Jalan Utama yang di lintasi warga untuk pergi ke perkotaan,” ungkapnya.
Selain meminta perbaikan jalan, Oji menuturkan bahwa pihaknya juga meminta kepada pihak PTPN untuk memperhatikan sarana pendidikan di desanya.
Baca Juga: Alasan Tak Temukan Hambatan, Pj Gubernur Banten Keukeuh Ogah Isi Kekosongan Jabatan
Salah satunya SMP Negeri Satu Atap (Satap) yang saat ini masih menginduk ke sekolah lainnya yang berada di Kecamatan Cimarga.
“Kami meminta juga untuk sarana pendidikan di SMP Satap karena hanya memiliki tiga ruang kelas akibat keterbatasan lahan,” tandasnya. ***

















