BANTENRAYA.COM – Satu rombongan belajar atau rombel kelas VII di SMP Negeri 1 Kota Serang mencapai 49 siswa.
Itu terjadi lantaran animo masyarakat yang mendaftarkan anaknya ke SMP Negeri 1 Kota Serang sangat tinggi.
Imbasnya, satu rombel mencapai 49 siswa, peserta didik baru kelas VII SMP Negeri 1 Kota Serang ini terpaksa harus belajar di lantai selama dua hari.
Hal itu terungkap saat Penjabat Walikota Serang Yedi Rahmat melakukan inspeksi mendadak atau sidak ke SMP Negeri 1 Kota Serang, Senin 5 Agustus 2024.
Yedi Rahmat sidak ke SMP Negeri 1 Kota Serang, lantaran beredar informasi peserta didik baru kelas VII SMP Negeri 1 Kota Serang duduk di lantai saat belajar di kelas.
Namun saat Yedi Rahmat sidak, seluruh peserta didik baru kelas VII sudah mendapat tempat duduk di kursinya masing-masing.
Penjabat Walikota Serang Yedi Rahmat mengatakan, kedatangannya ke SMPN 1 Kota Serang karena mendapat informasi satu kelas peserta didiknya duduk di lantai.
“Begitu sudah saya cek beberapa kelas Alhamdulillah mereka sudah duduk di kursi bukan di lantai lagi,” ujar Yedi.
Baca Juga: ASN Asal Lampung Jadi Korban Penipuan Proyek Rp19,7 Miliar di Kota Serang
Ia menyampaikan ucapan terima kasih kepada sekolah, atas respon cepat mencari solusinya.
“Saya mengucapkan terima kasih ke Pak kepala sekolah yang dengan cepat memerhatikan dunia pendidikan khususnya di Kota Serang. Alhamdulillah tadi saya masuk beberapa kelas pada semangat belajarnya,” ucap dia.
Meski satu rombongan belajar atau rombel cukup overload, kata Yedi, kondisi itu tak membuat semangat para peserta didik kendor.
“Tadi cukup banyak juga satu kelas ada 49 orang. Alhamdulillah semua sudah belajar dengan semangat berkat bimbingan ibu guru dan bapak guru. Itu harapan besar kami,” tuturnya.
Kepala Dindikbud Kota Serang Tubagus Muhammad Suherman menyebutkan, tahun ini jumlah peserta didik baru SMP Negeri 1 Kota Serang mencapai 11 rombel, namun ternyata kekurangan kursi.
Akhirnya diusahakan oleh kepala sekolah sampai sekarang Alhamdulillah tercukupi.
“Jadi kemarin berita masih duduk di lantai ya kan kursinya belum datang. Udah heboh dulu. Makanya itulah perlunya klarifikasi berita itu,” katanya, kepada Bantenraya.com.
Menurut dia, puluhan siswa sampai duduk di lantai dianggap hal yang wajar, karena kursi tengah diorder.
Baca Juga: Huntap Korban Banjir Bandang 2020 di Kecamatan Cipanas Bakal Dibangun Tahun Ini
“Dua hari. Wajarlah. Persiapan. Lagi dipesen dulu,” kata dia.
Ia menjelaskan, di Kota Serang animo masyarakat masuk sekolah salah satunya di SMPN 1 Kota Serang sangat tinggi.
Sejatinya jika mengacu pada Permendikbud Ristek Nomor 1 Tahun 2021 satu rombel SD sebanyak 28 siswa, dan satu rombel SMP 32 siswa.
Namun ada regulasi lain yakni Peraturan Pemerintah atau PP Nomor 74 Tahun 2023 bahwa kabupaten kota yang animo masyarakatnya sangat tinggi boleh SD lebih dari 28 siswa, SMP lebih dari 32 siswa, karena toleransinya sampai di angka 50 siswa untuk SMP.
Baca Juga: JPU Kejari Serang Tuntut Hukuman Mati Dua Terdakwa Penyelundup Sabu-sabu dan Pil Ekstasi
“Maka SMPN 1 ini berani di angka 49, karena kalau nggak diterima 49 banyak yang tidak sekolah. Pengennya SMP 1 aja. Seperti SMP lain kan sampai demo karena nggak diterima,” kata Suherman.
Dindikbud Kota Serang, kata dia, harus tetap fleksibel dalam menyikapi tingginya animo masyarakat dalam menyekolahkan anak-anaknya.
“Kita sebagai yang mengurusi soal itu harus lentur. Harus fleksibel. Tidak melanggar aturan tapi masih dibolehkan. Maka SMP 1 sampai 49, karena pertimbangannya itu dan itu masih dibolehkan dalam PP 74 tahun 2023,” katanya.
Suherman menjelaskan, tahun ini merupakan tahun terakhir toleransi dari sistem PPDB. Tahun 2025 satu rombel SD maksimal 28 siswa, dan SMP 32 siswa.
Baca Juga: Dua Anak Kades di Kabupaten Tangerang Jadi DPO Polda Banten
“Jadi tidak ada lagi yang nitip segala macam nggak ada. Karena di sana Dapodiknya sudah dikunci. Jadi nggak bisa masuk. Oleh karena itu sekarang saya sosialisasi dari setahun sebelum PPDB sudah ngomong berkoar-koar ke staf Dindik maupun ke pejabat yang lain,” jelas dia.
Lantaran Dapodik belum terkunci, kata dia, SMP Negeri 1 Kota Serang harus menambah rombel. Penambahan rombel ini menyebabkan peserta didik baru harus duduk di lantai saat belajar.
“Kepala sekolah akhirnya mengusahakan kursinya. Oleh karena itu yang seperti itu saya pikir perlu didukung oleh semua pihak. Jadi ada berita kurang kursi segala macam itu masalahnya. Tapi kepala sekolah sigap mengusahakan supaya kursi ada. Alhamdulillah satu kelas sudah terpenuhi,” katanya.
Suherman menerangkan, tambahan rombel tidak menyalahi aturan karena sudah tertuang dalam PP Nomor 74 Tahun 2023.
Baca Juga: Menu Makan Bergizi Gratis di Kota Cilegon Membosankan, Sisa Makanan Capai 10 Karung Sampah
Bagi kabupaten kota yang animo masyarakatnya tinggi, sementara jumlah rombel di Kota Serang masih kekurangan 190 rombel lagi untuk SMP Negeri maupun SMP swastanya.
“Jumlah lulusan SD tahun ini 13.500 siswa. kalau dibagi 32 itu kekurangan 190 rombel. Akhirnya kami kementerian lapor. Asal lapor ke sana kalau nggak lapor tetap kena. Kita lapor ke kementerian bahwa kekurangan ini disebabkan karena rombel yang kurang,” ungkap Suherman.
“Bagaimana nih siswa yang lebih dari 32 . Masih diberikan toleransi sampai di angka 50. Kalau sudah di angka 50, anomali tidak bisa. Maka kami dikurangi sampai 50 itu di angka 49 yang penting sekolah bisa menyelamatkan siswa yang berminat ke SMP 1 tetap sekolah,” tandasnya.
Kepala SMP Negeri 1 Kota Serang Buhori Muslim mengatakan, sekarang semua peserta didik baru yang sempat duduk di lantai sudah duduk di kursi.
Baca Juga: Kelompok 24 KKM Uniba Sosialisasi Cegah Stunting di Desa Sentul
“Semuanya sudah terpenuhi,” ucap Buhori.
Ia menjelaskan, peserta didik baru terpaksa harus duduk dilantai berhari-hari, karena kursi yang diorder SMP Negeri 1 Kota Serang dari luar negeri.
“Ya kan bertahap. Kan bukan kursi kayu biasa. Saya pesan harus proses indent dan sebagainya. Bahkan itu dikirimnya dari China. Informasinya. Kursinya tadi lihat bagaimana standar informa,” jelas dia.
Buhori menuturkan, animo masyarakat mendaftar di SMP Negeri 1 Kota Serang sangat tinggi, sehingga persiapan untuk menghadapi hari pertama masuk sekolah kurang maksimal.
Baca Juga: Rusak Generasi Muda, Kelompok 37 KKM Uniba Sosialisasi Bahaya Judi Online
“Kita kan dari proses pengumuman sampai masuk itu kan sangat cepat waktunya, jadi untuk mempersiapkan itu butuh waktu butuh proses,” akunya.***

















