BANTEN RAYA.COM- Stasiun peninggalan zaman Belanda di Lebak rencananya bakal dioperasikan kembali dengan rute Rangkasbitung- Pandeglang- Labuan, pada tahun 2028 nanti, dengan tujuan agar meningkatkan konektivitas transportasi antar daerah dan meningkatkan perekonomian di Kabupaten Lebak.
Diketahui, Stasiun ini dibangun pada tahun 1906 oleh perusahaan kereta api Hindia Belanda Staatsspoorwegen (SS). Pada masa penjajahan
Belanda, lintas ini berada di bawah pengelolaan Staatsspoor – en Tramwegen (Westerlijnen) (SS-WL).
Stasiun ini ditutup pada tahun 1982 bersamaan dengan dihentikannya lintas Rangkasbitung-Labuan, kemungkinan karena kalah bersaing dengan moda transportasi yang lain dan sarana-prasarana yang telah menua.
Kepala Bapelitbangda Lebak, Yosep M Holis mengatakan, stasiun peninggalan Belanda di Lebak direncanakan bakal dioperasikan kembali pada tahun 2028 mendatang.
Baca Juga: Penjabat Walikota Serang Yedi Rahmat Nekat Minum Air dari Keran
“Iya betul Balai Teknik Perkeretaapian Kelas 1 Jakarta-Banten sudah melakukan kajian serta sosialiasi kepada warga, awalnya mau tahun 2024. Tapi karena terkendala anggaran pembangunan ditunda tahun 2025, kalau tahun 2025 mulai dibangun berarti tahun 2028 baru rampung, dan bisa beroperasi,” kata dia kepada Bantenraya.com, Sabtu 15 Juni 2024.
Ia mengungkapkan, adapun rute stasiun awal Warunggung ditunjukan sampai daerah Pandeglang- Labuan dengan panjang 56 kilometer.
“Nanti di stasiun awal Rangkasbitung, kan kalau stasiun Rangkas sudah aktif ya, nah nanti yang dioperasikan di Desa Cibuah, dan Desa Salaraja, Kecamatan Warunggunung pemberhentian akhir di stasiun Labuan. Untuk anggaran reaktivasi saya kurang tau, itu kewenangan dari Balai,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Infrastruktur Wilayah (Insfraswil) Bapelitbangda Lebak, Teguh menjelaskan, dalam mengaktivasi stasiun peninggalan Belanda dibutuhkan anggaran yang besar. Sebab, jalur rel bekas stasiun tersebut banyak yang alih fungsi menjadi pemukiman warga.
“Kami sudah melakukan sosialisasi kepada warga sekitar, bahkan pihak Balai juga sudah turun langsung untuk mengukur lahan dan memberikan sosialisasi kepada warga yang terdampak,” ujarnya.
Baca Juga: Kebakaran Hebat di Proyek Jalan Tol Serang-Panimbang, Dua Truk BBM Terbakar
Ia membeberkan, penghentian operasi stasiun Rangkasbitung – Labuan peninggalan zaman Belanda pada tahun 1982.
“Jalur kereta api Labuan-Rangkasbitung adalah jalur kereta api yang menghubungkan stasiun Labuan dengan Stasiun Rangkasbitung, termasuk dalam wilayah Aset I Jakarta,” ucapnya.
Teguh menambahkan, untuk kepastian mulai diaktivasi dirinya belum bisa memastikan lantaran pihak Perkeretaapian sedang pokus membangun stasiun Ultimate Rangkasbitung.
“2025 juga belum pasti ya, soalnya sekarang masih dibahas dalam kajian. Pokoknya, nanti bisa beroperasi lagi,” ujar dia.
Ia menghimbau, di massa depan Lebak akan menjadi wilayah yang maju karena pembangunannya. Maka, masyarakat Lebak jangan sampai menjadi penonton di daerah sendiri.
“Harus segera meningkatkan kualitas diri, karena persaingan di Lebak nanti akan ketat. Jadilah pribumi yang ikut andil dalam kemajuan Lebak, dan jangan jadi orang asing di wilayah sendiri,” tutup Teguh.
Warga Desa Salaraja, Kecamatan Warunggunung, Ardiansyah membenarkan bahwa pemerintah sudah mendata masyarakat didekat stasiun Warunggunung yang terdampak.
Baca Juga: Ada Komisaris dari APH, Al Muktabar Tak Segan Laporkan Direksi Bank Banten Jika Melanggar Hukum
“Kabarnya sih iya mau dibangun, udah lama banget, pemerintah udah kesini (Desa Salaraja) juga mengadakan sosialiasi, ada yang udah dipatok, saya mah terima saja kalau emang digusur yang penting diberikan kompensasi,” singkatnya.***

















