BANTENRAYA.COM – Harga barang pokok mulai merangkak naik di sejumlah pasar tradisional di Kota Cilegon.
Bahkan, harga barang pokok tersebut sudah cukup mahal dibandingkan harga eceran tertinggi yang ditentukan pemerintah pusat.
Misalnya beras sudah menyentuh harga Rp18 ribu untuk jenis premium dan HET yang ditentukan pemerintah hanya Rp14.900 per kilo.
Baca Juga: Pemprov Banten Mulai Pembangunan Gedung Utama Bank Banten Senilai Rp22,6 Miliar
Tingginya harga tersebut sepertinya akan sulit diintervensi untuk turun mengingat Pemerintah Kota Cilegon tidak memiliki budget untuk menggelar pasar murah atau operasi pasar untuk menstabilkan harga.
Terlebih, nantinya diprediksi harga gula akan naik karena pasokan keterlambatan meski sekarang stok masih aman di Kota Cilegon.
Sub Koordinator Perdagangan Disperindag Kota Cilegon Dedi Jauhari menyatakan, untuk operasi pasar disediakan tidak terlalu banyak. Sebab kemampuannya non budgeter alias tidak dianggarkan Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon.
Baca Juga: Dideadline 21 Hari Sebelum Pelantikan, Calon Terpilih Anggota DPRD Kota Serang Wajib Buat LHKPN
“Kalau yang disediakan tidak terlalu banyak (sembako di operasi pasar-red). Itu berdasarkan kemampuan bukan anggaran ini non budgeter,” katanya Jumat 14 Juni 2024.
Untuk operasi pasar, papar Dedi, biasanya dikerjasamakan dengan bulog, Asian Bulk Logistics (ABL), PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dan tenan lainnya. Namun, jumlahnya juga tidak akan banyak hanya ratusan saja.
“Kita kerjasama dengan Bulog, ABL, RNI dan beberapa tenant yang lain ikut support. Ini hanya ratusan saja (tidak mencapai ribuan-red),” ujarnya.
Baca Juga: Idul Adha 2024, Alfamart Banten Tebar Hewan Kurban dan Resmikan Toko Baru
Sebelumnya, Harga beras di pasar tradisional di Kota Cilegon menyentuh angka Rp18 ribu per kilo untuk jenis beras premium.
Angka tersebut tergolong sangat tinggi jika dibandingkan dengan Harga Eceran Tertinggi yang ditentukan pemerintah yakni sebesar Rp14.900 untuk jenis premium.
Untuk jenis beras medium sendiri angka termahal menyentuh Rp14 ribu per kilo.
Berdasarkan acuan harga beras di Pasar Blok F Cilegon, paling mahal dijual yakni Pandan Wangi Rp18 ribu, berikutnya ada Piring Nasi, Sholehah, Caping Tani dan IR2 senilai Rp17 ribu, lalu ada Artis Rp16.500 dan termurah yakni Sania Rp15.000
Untuk beras medium merk muncul Rp12 ribu, Ketupat Rp14 ribu, PJ Rp13 ribu, Bedug Banten Rp13.500, Rojolele Rp13 ribu dan SPHP Rp12.500.
Kepala UPTD Pasar Blok F Yusuf Han menjelaskan, untuk harga masuk variarif tergantung merk, termahal Pandan Wangi hingga Rp18 ribu rata-rata disemua pedagang beras.
Baca Juga: Tangani ODGJ di Pandeglang, Metode Long Acting Dinilai Mensos Paling Cocok
“Harganya itu sampai Rp18 ribu pandan wangi. Kalau dirata-rata untuk premium itu Rp16.500 semuanya,” jelasnya.
Kenaikan sendiri, papar Yusuf, tidak hanya terjadi di komoditas beras. Namun bumbu dapur seperti bawang merah naik menjadi Rp40 ribu dari sebelumnya hanya Rp35 ribu dan juga bawang merah Rp45 ribu sebelumnya Rp40 ribu.
“Bawang naik dan sisanya seperti tomat dari Rp12 ribu menjadi Rp20 ribu. Kentang dari Rp10 ribu menjadi Rp12 ribu per kilo,” tegasnya. ***


















