BANTENRAYA.COM – Sejumlah petani di Desa Sukadaya, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak mengeluhkan sulitnya membeli pupuk subsidi jenis urea.
Penyebabnya, karena petani di desa tersebut tidak terdaftar di Sistem Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok atau e-RDKK.
Salah seorang petani, Jaka mengatakan, setiap memasuki masa tanam, dirinya kesulitan untuk mendapatkan pupuk bersubsidi sehingga dia terpaksa harus menggunakan pupuk non subsidi dengan harga yang lebih mahal.
“Kami tahu pupuk non subsidi harganya jauh lebih mahal sehingga biaya operasional membengkak hingga dua kali lipat,” kata dia kepada Bantenraya.com, Kamis 6 Juni 2024.
Baca Juga: KPU Kabupaten Lebak Butuh 3.469 Petugas Pantarlih untuk Kebutuhan Coklit
Lebih lanjut, ada stok pupuk bersubsidi namun banyak petani tidak terdaftar di e-RDKK.
Sehingga para petani kesulitan untuk mendapatkan pupuk bersubsidi.
“Pupuk di Kampung saya susah dicari, meskipun ada juga harus menggunakan KTP. Apalagi saya tidak terdaftar di e-RDKK, susah dapatnya. Seharusnya dibuat lebih sederhana saja untuk mendapatkannya,” tuturnya.
Jaka menuturkan, untuk menghasilkan beras yang bagus dan berkualitas, pemupukan harus di lakukan secara optimal. Untuk sekali tanam membutuhkan 5 hingga 7 kuintal pupuk.
Baca Juga: Tiga OPD Kabupaten Lebak Dipimpin Plt, Ini Daftarnya
“Pemupukannya harus dilakukan sebanyak 2 kali, yang pertama setelah masa tanam, kedua saat padi berusia beberapa minggu,” tuturnya.
Sementara itu, petani lainnya, Rusdi berharap pemerintah dapat membantu para petani agar lebih mudah mendapatkan pupuk bersubsidi.
“Biar seperti di daerah lain, mudah mendapatkan pupuk, terdaftar di e-RDKK sama punya kelompok tani,” pungkasnya.
Ia menambahkan, kedepan jika ada solusi dari pemerintah, maka petani tidak akan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pupuk bersubsidi.
Baca Juga: Satu Jemaah Haji Kabupaten Lebak Meninggal Dunia di Tanah Suci
“Sekarang petani serba kesulitan, karena masalahnya tidak terdaftar selama puluhan tahun. Kami juga sudah konsultasi ke pihak desa tetapi dari mantri tani-nya tidak aktif,” tutupnya.***
















