BANTENRAYA.COM – Selain makanan khas Banten, gipang sejatinya menjadi kue yang kerap disajikan ketika lebaran.
Tak sedikit masyarakat Banten yang membuat gipang dan disuguhkan kepada para tamu yang silaturahmi ketika lebaran.
Uniknya, ketika lebaran gipang kerap kali dimasukkan ke wadah atau tempat yang tidak seharusnya.
Baca Juga: Link Nonton Open BO Episode 4 Full HD Movie Free dan VIP, Bukan di LK21 dan Telegram
Seperti halnya tempat kaleng biskuit salah satu merk terkenal di tanah air.
Tak jarang, tamu yang hadir tertipu atau kena prank mengenai suguhan yang akan dicicipinya itu.
Dikira kaleng atau wadah yang diambilnya tersebut berisi biskuit atau kue seperti dengan luarnya.
Melainkan isinya berbeda dengan apa yang diharapkannya.
Mengenai hal tersebut, tak heran gipang kerap kali menjadi bahan lelucon ketika menjelang lebaran tiba.
Bahkan, meme di media sosial bermunculan mengenai makanan yang terbuat dari bahan beras ketan tersebut.
Seperti yang dikutip dari karya ilmiah milik Baity Nur Jannah Universitas Jember yang publikasi pada tahun 2019 lalu, gipang merupakan salah satu makanan tradisional khas Suku Baduy, Provinsi Banten.
Makanan tradisonal tersebut terbuat dari beras ketan dan memiliki bentuk persegi panjang.
Gipang sendiri merupakan nama lain dari bipang yang berasal dari China.
Kata bipang diserap dari bahasa Hokkien bi-phang yang berarti “beras yang harum atau wangi” merujuk kepada penganan dari berondong beras.
Bipang sendiri merupakan salah satu cemilan rakyat populer dari Tiongkok.
Di Indonesia, gipang memiliki berbagai nama tergantung dari daerahnya.
Baca Juga: Tersangka Penyalahgunaan Narkotika di Toraja Mengaku Diduga Dilindungi Polres
Dalam bahasa inggris gipang dikenal dengan nama puffed rice bars.
Makanan yang kerap menjadi oleh-oleh khas Banten itu terbuat dari nasi yang dijemur sampai kering, kemudian nasi kering tersebut dicampur dengan adonan gula jawa dan bentuk segi empat lalu digoreng.***

















