BANTENRAYA.COM – Curan hujan yang tinggi membuat kekhawatiran di semua kalangan masyarakat lantaran dampak yang bakal terjadi seperti banjir, pohon tumbang hingga longsor.
Potensi itulah akhirnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) buka suara dan memperingati jika besok akan terjadi curah hujan tinggi sehingga masyarakat tetap tenang dan waspad.
Dilansir Bantenraya.com dari halaman resmi BMKG Jabodetabek, menurut Klimatologi pada Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin memprediksi banjir akan melanda kawasan Jabodetabek akibat potensi “hujan ekstrem” dan “badai dahsyat” pada hari esok tepatnya pada 28 Desember 2022.
Nama badai dahsyat itu sendiri sering dikenal sebagai Squall Line yang merupkan fenomena Mesoscale Convektive System (MCS) yang berbentuk linier dengan panjang lebih dari 250 km.
Fenomena tersebut ternyata jarang terjadi di Indonesia dan dapat dideteksi dengan menggunakan Radar Cuaca.
Sedangkan para BMKG sepakat dengan istilah potensi ‘badai dahsyat’ di Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, Bekasi (Jabodetabek) itu dengan istilah Squall Line yang terjadi pada periode akhir tahun.
Baca Juga: Profil Singkat Yacob Sayuri, Man of The Match di Laga Piala AFF 2022 Brunei vs Indonesia
Badai Squall Line yang membentuk garis memanjang menghasilkan hujan ekstrem serta angin kencang juga berpotensi merangsek masuk ke wilayah darat menuju titik sentral, yaitu Jabodetabek.
Erma menjelaskan bahwa badai di laut Jawa belum luruh, tetapi muncul badai baru yang diproduksi oleh siklon Tropis Darian.
Kemduian, Erma menambahkan badai baru ini merupakan badai Squall Line atau garis diliat dari visualnya berupa garis memanjang, garis konvektif disertai angin, disitu angin kencang, dan juga ada hujan yang ekstrem.
Baca Juga: Manfaatkan Jabatan, Kini Bubati Cianjur Dilaporkan Ke KPK, Ada Apa Nih?
“Dari situ terlihat bahwa badai ini berpotensi mejalar ke darat,” kata Erma Yulihastin,
“Masyarakat harus waspada, karena ketika badai itu masuk ke darat, hujan ekstrim, angin kencang, dan cuaca ekstrem lain bisa terbentuk,” sambungnya.
“Kita tidak tahu siklus badai ini apakah termasuk yang pendek, artinya kalau pendek akan cepat luruh, tapi jika lebih dari enam jam, maka disebut sebagai badai long lasting,” tutupnya.***


















