BANTENRAYA.COM – Kasus demam berdarah dengue atau DBD di Kota Cilegon meningkat drastis pada 2022 ini.
Kenaikan kasus DBD pada 2022 dibandingkan 2021 mencapai 70 persen.
Data yang dihimpun Bantenraya.com dari Dinas Kesehatan atau Dinkes Kota Cilegon, pada 2021 jumlah kasus DBD 192 kasus.
Sementara, pada 2022 sudah mencapai 274 kasus.
Jumlah kasus meninggal dunia akibat DBD pada 2021 sebanyak 4 orang pada 2021 dan 1 orang pada 2022 hingga bulan Juni.
Baca Juga: Bacaan Doa Akhir dan Awal Tahun Baru Islam Lengkap Bahasa Arab, Latin, dan Terjemahan Indonesia
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan atau Dinkes Kota Cilegon Sri Rezeki mengatakan, meningkatnya kasus DBD dikarenakan faktor lingkungan yang tidak bersih.
“Penyakit DBD ini kan berbasis lingkungan, sumbernya dari lingkungan, penyebabnya nyamuk aedes aegypti banyak,” kata Sri kepada Bantenraya.com.
Perempuan bergelar dokter ini menekankan pemberantasan saran nyamuk.
“PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) lebih efektif daripada fogging. Kalau ada DBD langsung bersih-bersih lingkungan dan dalam rumah, jangan sampai ada jentik di halaman rumah dan di dalam rumah,” ucapnya.
Baca Juga: 3 Larangan Pada Malam 1 Suro Menurut Keyakinan Jawa, Konon Ajang Makhluk Astral Berpesta
PSN, kata Sri, akan membunuh jentik nyamuk. Sementara fogging hanya membunuh nyamuk dewasa.
“Kalau merasa ada keluhan demam lebih dari tiga hari ke rumah sakit, segera datang ke Puskesmas segera diperiksa,” pintanya.
Sri membenarkan jika tahun ini sudah Da kasus DBD sampai meninggal.
“Yang penting 3M plus (Menguras Penampungan Air, Menutup Tempat Penampungan Air, Mandaur Ulang Barang Bekas).
Baca Juga: Mendag Zulkifli Hasan Borong Minyak Goreng Curah di Pasar Rau Kota Serang dan Dibagikan ke Warga
Plusnya itu memelihara ikan pemakan jentik, menanam tanaman pengusir nyamuk, menghindari menggantung pakaian, membersihkan lingkung,” urainya.(***)

















