BANTENRAYA.COM – Bupati Lebak Hasbi Asyidiki Jayabaya mengungkapkan alasan atlet di Kabupaten Lebak jarang membawa hasil mentereng di ajang kejuaraan olahraga tingkat Provinsi Banten, baik di ajang Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda), Pekan Olahraga Provinsi (Porprov), maupun pada event-event lainnya.
Menurut Hasbi, hal itu terjadi lantaran adanya praktik jual beli medali hingga atlet pada event yang kerap diikuti oleh Kabupaten Lebak.
“Sudah jadi rahasia umum ini, jual beli medali hingga atlet. Ini sangat disayangkan. Mau sampai kapan bangsa kita seperti ini,” kata Hasbi pasca pelantikan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Lebak di Pendopo Bupati Lebak pada Rabu, 8 Oktober 2025.
Di sisi lain, Hasbi juga mengungkapkan bahwa kendala Lebak sulit meraih hasil maksimal di event olahraga tingkat provinsi lantaran karena terbatasnya kemampuan anggaran di Kabupaten Lebak yang kemudian dihibahkan untuk pengembangan atlet.
BACA JUGA : Program 3 Juta Rumah Dinilai Bisa Atasi Backlog di Lebak
Tahun ini, Hasbi menyebut bahwa KONI Lebak hanya mendapatkan hibah sekitar Rp750 juta. Angka itu jauh di bawah bantuan anggaran pengembangan atlet di daerah-daerah lain.
“Intinya, ketika saya jadi Ketua KONI Lebak, pernah menyampaikan, bahwa kita tidak perlu beli-beli atlet. Kita maksimalkan saja atlet-atlet yang memang asli dari Lebak,” tuturnya.
Menjelang Porprov Banten tahun depan, Hasbi berharap kontingen Kabupaten Lebak bisa memberikan yang terbaik. Di sisi lain karena keterbatasan anggaran, pihaknya kemungkinan hanya akan mengirimkan atlet pada cabang olahraga (cabor) yang memiliki peluang besar di menangkan oleh kontingen Lebak.
“KONI Lebak harus mengoptimalkan dana yang tersedia sembari mengkaji cabang olahraga prioritas yang layak dikembangkan,” tuturnya.
Ketua KONI Lebak, Yeppy mengaku pihaknya telah memulai memetakan cabang olahraga unggulan yang berpotensi kembali menyumbang medali emas. Di antara cabor yang disebutkan antara lain atletik, pencak silat, panjat tebing, softball, dan bola voli.
BACA JUGA :Pantai Selatan Lebak Telan Dua Korban Jiwa Sepanjang 2025
“Minimal mempertahankan medali emas yang sudah diraih di gelaran sebelumnya. Kalau bisa ya ditingkatkan. Cabor-cabor yang menyumbang emas itu yang jadi prioritas,” kata Yeppy.
Lebak Andalkan Atlet Pribumi
Terkait tantangan daerah dengan fiskal terbatas, Yeppy juga menyoroti fenomena “pembajakan” atlet oleh daerah lain yang memiliki anggaran lebih besar. Pemerintah mengaku telah kehilangan beberapa atlet potensial yang pindah ke luar daerah.
“Kita memang tidak bisa bersaing secara finansial dengan daerah lain. Tapi kami lakukan pendekatan emosional dan kekeluargaan kepada atlet. Kita jaga komunikasi, supaya mereka tetap punya rasa memiliki terhadap daerah asalnya,” imbuhnya.
Pemerintah daerah juga menekankan pentingnya prosedur yang jelas jika ada atlet yang ingin pindah domisili atau membela daerah lain, termasuk proses mutasi resmi. Dengan segala keterbatasan, Dirinya berharap semangat kebersamaan dan pembinaan jangka panjang mampu menjaga potensi atlet lokal, sekaligus memperkuat prestasi di ajang olahraga provinsi mendatang.
“Ya, memang ada yang sudah pindah, tapi tidak bisa kami sebutkan,” tandasnya. (***)


















