BANTENRAYA.COM – Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi Republik Indonesia Nurul Ichwan menilai, tren investasi di daerah yang berkembang saat ini ialah investasi dengan modal yang tinggi.
Dimana perusahaan rela mengalokasikan dana yang lebih mahal untuk menyediakan teknologi terbaru guna memenangkan persaingan bisnis.
“Artinya perusahaan melakukan investasi modal sangat tinggi termasuk dari sisi teknologi ini menggunakan teknologi terbaru misalnya Artificial Intelegen (AI), sensor, dna digitalisasi, tren nya ke arah sana karena mereka punya proses produksi yang lebih efisien,” kata Ichwan dalam agenda Banten Investment Forum 2024 yang digagas Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Banten, di Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang Selasa 29 Oktober 2024.
Hal tersebut yang menyebabkan, ketimpangan antara kebutuhan tenaga kerja atau sumber daya manusia (SDM) yang diinginkan oleh perusahaan dengan kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat Banten.
“Kedepan tidak lagi kita memaksakan orang untuk bekerja dengan skill yang terlalu rendah, dan tidak bisa hal ini terus dilakukan, investasi masuk tetapi tenaga kerjanya tidak terserap karena persoalannya tidak match, ini yang menjadi PR sama-sama,” papar Ichwan.
Menurutnya, Provinsi Banten masih memiliki peluang yang cukup besar untuk bisa menggaet investor baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
“Sebenarnya (Banten-red) dari sisi upah tenaga kerja masih sangat bersaing, dan juga sumber daya alamnya masih memiliki ruang untuk dilakukan ekspansi pembangunan proyek yang ramah lingkungan,” tutur Ichwan.
Hal senada disampaikan Kepala KPw BI Provinsi Banten Ameriza Ma’aruf Moesa, Banten memiliki prospek investasi yang tinggi sekaligus memiliki tantangan yang cukup besar, sebab investasi masih berfokus pada industri besar, seperti kimia atau petrokimia sehingga belum mampu menyerap tenaga kerja secara inklusif.
“Kami duga yah sebagian besar orang yang bekerja di industri besar itu dari luar, sehingga kurang bisa menyerap kompetensi yang berada di masyarakat sekitar,” ucapnya.
BI Banten terus berupaya untuk meningkatkan kesempatan kerja terutama para pelaku UMKM dengan berbagai event yang digelar selama ini. Termasuk, BI Banten juga mendorong pemerintah daerah untuk terbuka terhadap investasi pada sektor lain.
“Juga masuk pada sektor unggulan seperti, pariwisata, pertanian, agro industri, dengan adanya investasi di bidang tersebut, Banten mampu menyerap tenaga kerja lokal,” jelas Ameriza.
Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Banten Virgojanti menjelaskan, realisasi investasi di Provinsi Banten hingga triwulan III tahun 2024 mencapai Rp83,44 triliun, baik penanaman modal asing (PMA) maupun penamaan modal dalam negeri (PMDN), hingga menempatkan Banten pada posisi ke 5 se nasional.
“Tahun 2024 ini kita punya target investasi sebesar Rp97 triliun. Kalau tahun kemarin kita bisa mencapai Rp103 triliun, mudah-mudahan tahun ini bisa melampaui Rp100 triliun, penyerapan tenaga kerja itu kurang lebih mencapai sekitar 29.998 orang, yang terdiri dari 29.744 orang tenaga kerja Indonesia (TKI) dan sekitar 254 orang tenaga kerja asing (TKA). Jumlah proyek yang berhasil dilaksanakan hingga triwulan III tahun 2024 ini adalah sebanyak 20.001 proyek,” kata dia. (***)


















